Minggu, 5 Oktober 2025

Apakah Gen Z siap untuk memimpin perusahaan?

Pekerja muda semakin banyak menduduki posisi kepemimpinan. Tanpa pengalaman puluhan tahun di dunia korporat, apakah mereka memiliki…

BBC Indonesia
Apakah Gen Z siap untuk memimpin perusahaan? 

Namun menurut para pakar manajemen, usia muda kadang-kadang bisa menjadi hambatan bagi kepemimpinan yang efektif.

Misalnya saja, generasi muda belum mampu menavigasi berbagai siklus perekonomian, atau belum memiliki waktu untuk mengembangkan semua pengetahuan institusional yang diperlukan untuk menjalankan sebuah perusahaan.

Mungkin yang paling penting, mereka mungkin tidak memiliki kecerdasan emosional atau soft skill yang diperlukan – kemampuan untuk beradaptasi terhadap perubahan, mengelola konflik dan menumbuhkan semangat kerja – untuk mengelola tenaga kerja.

“Semua pemimpin mempunyai titik buta,” kata Caroline Webb, pelatih kepemimpinan, penulis dan penasihat senior di McKinsey – dan kaum muda cenderung memiliki titik buta tersebut karena kurangnya pengalaman kerja mereka.

“Ketika berada di awal karir, Anda belum memiliki pengenalan pola dan kesadaran akan kekurangan dan bias.”

Misalnya, sebagian besar pemimpin pada akhirnya harus membina karyawan yang kinerjanya buruk atau mengarahkan organisasinya melewati kemerosotan ekonomi.

Mereka perlu memangkas anggaran dan kadang-kadang bahkan mengurangi jumlah pekerja. Seiring waktu, para pemimpin belajar – melalui pengamatan pada awalnya, dan kemudian melalui tindakan – bahwa ada cara yang manusiawi, anggun dan efektif untuk melakukan hal ini.

Meskipun keangkuhan tidak mengenal batas usia, para pemimpin muda cenderung terlalu percaya diri – sesuatu yang dapat membuat mereka terpuruk, kata Sir Cary Cooper, CBE, seorang profesor di Alliance Manchester Business School, Inggris.

“Hal negatif utamanya adalah generasi muda tidak mengetahui betapa banyak hal yang tidak mereka ketahui,” ujarnya. “Mereka belum memiliki pandangan realistis mengenai diri mereka sendiri serta kekuatan dan kelemahan mereka.”

Beragam, berpikiran terbuka, dan paham digital

Namun para ahli mengatakan bahwa sikap generasi muda dan profesionalisme generasi Z mungkin mempunyai manfaat.

Misalnya, kata Webb, meskipun bertahun-tahun bekerja dapat menanamkan kebijaksanaan yang berharga, hal ini juga dapat menyebabkan pemikiran yang membosankan.

Kaum muda mungkin diuntungkan dalam melakukan pendekatan kepemimpinan tanpa hambatan institusional yang sering kali menghambat inovasi.

“Tugas Anda sebagai seorang pemimpin adalah memberikan solusi kreatif terhadap masalah yang belum terpecahkan,” katanya.

“Ini bisa menjadi lebih sulit jika Anda sudah punya cara dalam melakukan sesuatu. Namun generasi muda tidak terikat dengan anggapan tersebut – dan hal ini dapat menciptakan pemikiran yang lebih bebas.”

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved