Konflik Palestina Vs Israel
Gedung Putih: Pasukan Airborne dan Marinir AS Tak Akan Injakkan Kaki di Israel
AS menyatakan Israel memiliki militer yang kecil tapi mumpuni, cukup untuk melawan Hamas di Gaza
Gedung Putih: Pasukan Airborne dan Marinir AS Tak Akan Injakkan Kaki di Israel
TRIBUNNEWS.COM - Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) John Kirby menegaskan, tidak ada pasukan Amerika yang akan dikerahkan ke Israel.
Namun, kata dia, AS akan terus memasok Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dalam perang melawan Hamas.
“Kami memiliki kepentingan keamanan nasional di seluruh wilayah ini,” kata Kirby di konferensi pers harian kepada wartawan di Gedung Putih, Kamis (12/10/2023).
Baca juga: Sosok Misterius Mohammed Deif, Komandan Brigade Al Qassam Hamas Sang Mastermind Serangan ke Israel
Penjelasan Kirby ini merujuk pada pengerahan kapal induk AS beserta grup-grup penyerangnya ke Mediterania timur.
Kirby juga membantah kabar mengenai pengiriman pasukan lintas udara (Airborne) atau marinir AS ke Israel.
“Israel telah menyatakan dengan sangat jelas bahwa mereka tidak menginginkan pasukan asing berada di wilayah mereka, bahwa mereka ingin melakukan operasi ini sendiri dan mereka berhak untuk melakukan hal tersebut,” kata Kirby.
“Tidak ada niat, tidak ada rencana untuk menempatkan pasukan Amerika dalam pertempuran,” kata dia.
Dia menambahkan, AS memiliki “beberapa ahli” yang memberikan “saran dan nasihat” kepada Pemerintahan Yerusalem Barat tentang cara membebaskan sandera yang disandera oleh Hamas.
Ahli-ahli intelijen AS itu juga berperan memelihara hubungan, berbagi informasi dan intelijen dengan Israel.
"AS juga punya hubungan pertahanan yang kuat dengan Israel dalam hal penyediaan senjata dan amunisi,” tambah Kirby.
"IDF kecil tapi sangat mampu dan AS melakukan segala yang kami bisa untuk meningkatkan kemampuan tersebut,” tambahnya.
Baca juga: Mau Apa Kapal Induk Super Terbaru AS di Israel? Cuma Pamer atau Ikut Bantai Gaza?

Jenderal Israel Mengaku Gagal
Sebelumnya pada hari yang sama, kepala staf IDF Jenderal Herzi Halevi mengatakan kalau militer Israel “gagal” melindungi Israel dan rakyatnya pada Sabtu.
Dia berjanji akan ada evaluasi dan perhitungan terhadap sistem keamanan wilayahnya setelah perang melawan Hamas selesai.
Hamas, kelompok Palestina yang menguasai sebagian besar Gaza melakukan serangan pada peringatan perang tahun 1973, meluncurkan ribuan roket ke Israel dan mengirim lebih dari 1.000 militan untuk menerobos pagar perbatasan dalam operasi yang dijuluki 'Banjir Al-Aqsa'.
Pejuang Hamas menyerbu 22 kota, desa, dan pemukiman, serta festival musik yang diadakan di dekat Gaza.
Israel menanggapinya dengan melancarkan serangan udara terhadap Gaza, sambil mengerahkan tank dan artileri ke perbatasan selatan.
Sejauh ini, sekitar 1.200 orang telah terbunuh di Israel dan setidaknya 1.100 orang di Gaza, menurut pejabat setempat.
(oln/RT/twp/*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.