Konflik Palestina Vs Israel
Pasien Membludak, Rumah Sakit Palestina Alami Krisis saat Israel Bombardir Gaza
Jumlah pasien terluka membludak di sejumlah Rumah Sakit Palestina. RS sulit beroperasi karena aliran listrik diputus dan Israel terus bombardir Gaza.
TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Kesehatan Palestina memperingatkan adanya gangguan terhadap layanan kesehatan di seluruh Jalur Gaza.
Sejumlah rumah sakit di Jalur Gaza tidak memiliki cukup tempat tidur untuk menampung korban luka akibat pemboman Israel.
“Rumah sakit telah kehabisan kapasitas tempat tidur. Orang-orang yang terluka dan sakit harus terbaring di lantai ketika agresi Israel meningkat,” kata Kementerian Kesehatan Palestina dalam sebuah pernyataan, Rabu (11/10/2023).
Selain pemboman Israel, pemutusan aliran listrik, air, dan bahan bakar dapat mengancam nyawa orang-orang yang terluka dan sakit.
"Hal ini akan menyebabkan bencana kesehatan dan lingkungan hidup,” lanjutnya.
“Kami menganggap pendudukan Israel bertanggung jawab penuh atas nyawa orang-orang yang terluka dan sakit, karena hal ini telah menguras sistem kesehatan dan melemahkan kapasitasnya,” tambahnya.
Baca juga: Hari ke-6 Perang Israel-Palestina, Korban Tewas Capai 2.428 di Kedua Belah Pihak
Kementerian Kesehatan Palestina memperingatkan situasi kesehatan di Gaza tidak bisa dibiarkan begitu saja.
"Layanan kesehatan telah mencapai tahap kritis, menurut rilis tersebut, dengan obat-obatan, bahan medis habis pakai, dan bahan bakar diperkirakan akan segera habis," kata Kementerian Kesehatan Palestina.
"Harus ada tindakan segera untuk mengamankan koridor yang aman bagi pasokan medis,” katanya, dikutip dari Anadolu Ajansi.
Bahan Bakar Menipis, Rumah Sakit Terancam Tidak Bisa Beroperasi

Baca juga: 2 Pria Copot Bendera Israel di Balai Kota Sheffield Inggris, Diganti Bendera Palestina
Diperkirakan, sejumlah rumah sakit di Gaza akan kehabisan bahan bakar untuk menggerakkan generator penting dalam waktu tiga hari, setelah Israel memblokade Gaza dan menutup satu-satunya pembangkit listrik di sana.
Peralatan medis di IGD, bangsal perawatan intensif dan ruang operasi akan berhenti berfungsi jika pasokan bahan bakar yang mendesak tidak diizinkan masuk ke Gaza.
Makanan berpendingin dan lainnya hampir kadaluarsa karena hancurnya pusat perbelanjaan dan ketidakmampuan supermarket untuk beroperasi, dikutip dari Al Jazeera.

Baca juga: Otoritas Palestina Bunyikan Alarm Genosida oleh Israel dengan Membumihanguskan Gaza
Sementara itu, stok obat-obatan dan persediaan penting semakin menipis.
“Kami tidak bisa memasukkan pasokan ke Gaza, dari pihak Israel atau dari pihak Mesir. Ini benar-benar mustahil… kami memperkirakan akan kehabisan stok dalam beberapa hari atau minggu mendatang,” kata Guillemette Thomas, koordinator medis Doctors Without Borders/Médecins Sans Frontières (MSF) untuk Palestina, Rabu (11/10/2023).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.