Selasa, 7 Oktober 2025

Rempang Eco City: Belasan kampung adat dekat Singapura terancam tergusur proyek strategis nasional, 'kalau direlokasi hilang sejarah kami'

Sebanyak 16 kampung adat di Rempang-Galang, Kepulauan Riau, yang berada dekat Singapura, terancam tergusur proyek Rempang Eco City.…

BBC Indonesia
Rempang Eco City: Belasan kampung adat dekat Singapura terancam tergusur proyek strategis nasional, 'kalau direlokasi hilang sejarah kami' 

Sebanyak 16 kampung adat di Rempang Galang, Kepulauan Riau, terancam tergusur pembangunan proyek strategis nasional bernama Rempang Eco City.

Sebagian masyarakat adat menolak direlokasi imbas proyek ini karena khawatir kehilangan ruang hidupnya. Sementara, BP Batam mengatakan proyek ini demi mendongkrak pertumbuhan ekonomi.

Pegiat HAM mengatakan kepolisian mulai "menakut-nakuti" sebagian masyarakat yang "vokal" menolak relokasi dengan pemeriksaan-pemeriksaan. Namun, kepolisian membantah hal tersebut, dan mengatakan tetap mengedepankan "musyawarah mufakat".

Rohimah, warga yang terdampak proyek pembangunan Rempang Eco City menolak direlokasi dari kampung halamannya.

"Itu sudah harga mati, itu janji kita bersama," kata Rohimah kepada wartawan Yogi Eka Sahputra yang melaporkan untuk BBC News Indonesia, Senin (04/09).

Rempang Eco City adalah proyek menjadikan sepenuhnya Pulau Rempang dan sebagian Pulau Galang dan Subangmas sebagai kawasan industri, perdagangan dan wisata yang terintegrasi sebagai upaya pemerintah mendorong peningkatan daya saing Indonesia dari Singapura dan Malaysia.

Akhir bulan lalu, Rempang Eco City baru saja ditetapkan sebagai salah satu proyek strategis nasional (PSN).

Bagi Rohimah, Rempang dan sekitarnya adalah pulau bersejarah bagi nenek moyang, dirinya, dan keturunan nanti.

"Makanya kami tidak ingin relokasi, kalau kami relokasi hilang sejarah kami," kata Rohimah yang baru saja merayakan usia 50 tahun, sambil menambahkan kalau ia sama sekali tidak tergiur dengan janji tempat relokasi yang lebih mewah dan bagus.

Begitu juga yang dikatakan Rahimah, 53 tahun, warga Kampung Sembulang, Pulau Rempang. Kampung ini disebutnya menjadi relokasi tahap pertama.

Rahimah mengatakan, kampung dulu hutan belantara kemudian dibangun oleh datuk dan nenek moyang keluarga. "Saya ini ibu rumah tangga, perasaan kami tidak tentram setelah empat bulan lalu dapat kabar kami digusur, kami sedih macam mana kalau kami dipindahkan," katanya.

Rohimah juga khawatir ketika Rempang Eco City rampung, ia tak bisa leluasa keluar masuk kampung sendiri.

Rohimah menegaskan tidak menolak pembangunan, bahkan dirinya bersyukur ada pembangunan di dekat kampung halamannya.

"Ada pembangunan kami bisa tambah usaha kami, tetapi kenapa harus di kampung kami, silakan bangun luar sana," katanya.

Warga terima pembangunan, tapi tidak direlokasi

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved