Jumat, 3 Oktober 2025

Kisah Nyata Pemagang Jepang Dapat Makian Kasar dari CEO Jepang

Pemerintah Jepang mulai membuka kenyataan saat ini.  Tidak sedikit pemagang asing di Jepang yang mendapat perlakuan tidak benar di perusahaan Jepang.

Editor: Johnson Simanjuntak
Ist
Farid Wajdi kelahiran Medan 23 Juni 1981 berada di dekat stasiun Umeda Osaka tanggal 3 Januari 2007 

Tapi hal itu ternyata berlaku cuma 2 minggu saja. Nyatanya riida (leader) kami di lapangan ternyata tidak mengikuti peraturan yang ada, tetap saja polanya begitu tidak berubah.

"Yang biasanya saya kerja dengan  riida lainnya dan anak shaco (CEO) akhirnya saya  di oper kerja dengan  shacou yang terkenal kibishi (keras)."

"Selama itu ya saya sering di maki-maki  sacho (CEO) tersbeut dengan  bahasa kasar dialek Kumamoto. Padahal kadang tidak mengerti kesalahan saya apa."

Kejadian itu sekitar bulan Februari   2007.

"Saya sering dicari kesalahan. Lalu di awal bulan Juli  saya di jemput IMM  untuk di pulangkan ke indonesia, dengan negosiasi entah bagaimana tetap saya akan dipulangkan hari itu juga."

"Saat itu saya minta bantuan seseorang di Tokyo untuk penjelasan status saya kenapa   dipulangkan."

"Tetapi tetap saja dari  IMM    harus pulang. Katanya saya  di perusahaan jadi provokator, dan membahayakan bagi kohaitachi (yunior) bahkan membahayakan status perusahaan."

Dari siang hingga malam negosiasi tidak dapat  dilakukan. Jam sudah pukul 10 malam karena dari kota kecil pinggiran Kumamoto menuju Fukuoka makan waktu.

"Akhirnya saya di bawa ke ryoukan (tempat penginapan) milik perusahaan untuk di inapkan di ryoukan tersebut menunggu pagi esok untuk berangkat ke bandara Fukuoka."

"Karena niat di Jepang saya  belum berhasil, akhirnya malam itu juga saya  kabur, dari ryoukan menuju stasiun Kumamoto."

Esok paginya     naik densha (lereta api) menuju stasiun Fukuoka . Sampai Fukuoka   naik Shinkansen  menuju Tokyo, "Dan saya kabur serta bekerja  di peternakan ayam. Tapi akhirnya kerja ke Anjo - Aichiken."

"Saya pulang lapor ke imigrasi Nagoya bulan Februari  2009."

"Bulan  Agustus 2016   kembali ke Jepang rencana mau ryouko  (jalan-jalan) saja di ongkosin kawan yang sudah menikah dengan orang Jepang."

Tapi kemudian malah dapat tawaran kerja senban di koujo (pabrik), dan saat itu bertahan cuma 10 bulan, karena gaji nya banyak potongan dari broker kawan sendiri, "Lalu saya pulang juga lapor ke imigrasi Nagoya tahun 2017 bulan Mei."

Zaryu card saat di bandara di minta pihak imigrasi. Sempat ditanya, "Kira-kira kapan mau ke Jepang lagi?"

"Saya men jawab kalau  ada pekerjaan, saya bersedia ke Jepang lagi untuk bekerja," papar Farid mengakhiri wawancara dengan Tribunnews.com.

Sementara itu bagi para pecinta Jepang dapat bergabung gratis ke dalam whatsapp group Pecinta Jepang dengan mengirimkan email ke: [email protected]  Subject: WAG Pecinta Jepang. Tuliskan Nama dan alamat serta nomor whatsappnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved