Raksasa properti China Evergrande mengajukan perlindungan kebangkrutan di Amerika
Perusahaan properti raksasa asal China, Evergrande, telah mengajukan perlindungan kebangkrutan di AS akibat krisis pasar properti…
"Kunci dalam masalah ini adalah menyelesaikan proyek yang belum selesai karena setidaknya itu akan membuat sebagian dari pembiayaan mengalir," kata Steven Cochrane dari perusahaan riset ekonomi Moody's Analytics.
Ia menambahkan bahwa banyak rumah telah dijual sebelum dibangun tetapi jika konstruksi berhenti, pembeli tidak lagi perlu membayar hipotek.
Maka pembiayaan lebih besar dibebankan pada keuangan perusahaan pengembang properti.
Awal bulan ini, pemerintah China mengatakan bahwa ekonomi China telah masuk ke dalam deflasi karena harga konsumen menurun pada Juli untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua tahun.
Pertumbuhan ekonomi yang lemah berarti China tidak mengalami kenaikan harga barang seperti yang mengguncangkan banyak negara lain dan mendorong para bank sentral negara-negara tersebut untuk secara tajam meningkatkan biaya pinjaman.
Impor dan ekspor negara itu juga turun tajam bulan lalu karena permintaan global yang semakin lemah mengancam prospek pemulihan bagi negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia.
Angka resmi menunjukkan ekspor China turun 14,5% pada Juli dibandingkan dengan tahun sebelumnya, sementara impor turun 12,4%.
Awal pekan ini, bank sentral China secara tak terduga memangkas suku bunga utama untuk kedua kalinya dalam tiga bulan, sebagai upaya untuk meningkatkan ekonomi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.