Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Syarat Gabung dari Staf Petinggi NATO Bikin Marah Ukraina: Mesti Berikan Sebagian Wilayah ke Rusia

Staf petinggi NATO itu, Jens Stoltenberg menyarankan Ukraina menyerahkan sebagian wilayahnya ke Rusia agar diterima menjadi anggota NATO.

IST
Bendera NATO 

Syarat Gabung dari Petinggi NATO Bikin Marah Ukraina: Mesti Berikan Sebagian Wilayah ke Rusia

TRIBUNNEWS.COM - Pernyataan seorang staf dari Kepala staf Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, membuat marah pejabat Ukraina.

Pernyataan itu seputar persyaratan yang harus dilakukan Ukraina kalau mau diterima menjadi anggota NATO.

Staf petinggi NATO itu, Jens Stoltenberg menyarankan Ukraina menyerahkan sebagian wilayahnya ke Rusia agar diterima menjadi anggota NATO.

Stian Jenssen, yang menjabat sebagai direktur Kantor Pribadi Sekretaris Jenderal NATO sejak 2017, dilaporkan menyampaikan saran tersebut saat berbicara di sebuah panel baru-baru ini di kota Arendal, Norwegia.

Baca juga: Kenapa Taktik Perang AS dan NATO yang Dipakai Ukraina Tak Mempan Buat Rusia? Balik ke Metode Parit?

Wilayah Ukraina memang menjadi satu di antara alasan Presiden Rusia Vladimir Putin meluncurkan invasi militer di Ukraina pada Februari 2022.

Selama invasi, pasukan Rusia telah menduduki berbagai permukiman di seluruh negeri tersebut, meskipun Ukraina juga telah membebaskan banyak wilayah selama masa apa yang mereka sebut sebagai 'counter-offensive', serangan balasan.

Vladimir Putin dianggap secara tidak sah menganeksasi empat wilayah Ukraina ke Rusia pada September silam.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuntut wilayah itu kembali ke pangkuan Ukraina, plus Krimea, yang diserbu dan dianeksasi Rusia pada 2014.

Syarat Tidak Masuk Akal Bagi Ukraina

Surat kabar Norwegia VG pada Selasa, (15/8/2023) melaporkan, ketika membahas ambisi Ukraina untuk bergabung dengan NATO di sebuah diskusi di Arendal, Jenssen mengatakan syarat yang bagi Ukraina sangat tidak masuk akal.

"Saya pikir solusinya adalah Ukraina menyerahkan wilayah dan mendapatkan keanggotaan NATO sebagai imbalan," kata Jenssen saat itu.

Diskusi itu juga mencatat kalau Jenssen menekankan bahwa, tergantung dari Ukraina untuk memutuskan kapan dan dengan syarat apa mereka ingin bernegosiasi untuk bisa bergabung NATO.

Pernyataan ini membuat pejabat Ukraina marah.

Mykhailo Podoliak, penasihat utama Zelensky untuk Kepala Kantor Presiden Ukraina, mengecam saran Jenssen lewat sebuah kecaman di Twitter.

"Perdagangan wilayah untuk payung NATO? Itu konyol. Itu berarti sengaja memilih kekalahan demokrasi, mendorong penjahat global, melestarikan rezim Rusia, menghancurkan hukum internasional, dan meneruskan perang ke generasi lain," tulis Podoliak.

Dia menambahkan, "Pembunuh tidak boleh didorong oleh indulgensi yang mengerikan."

Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina juga secara terbuka mengecam saran tersebut dengan menyebut proposal Jenssen "sama sekali tidak dapat diterima.

“Kami selalu berasumsi bahwa aliansi (NATO), seperti Ukraina, tidak memperdagangkan wilayah. Partisipasi pejabat NATO secara sadar atau tidak sadar dalam membentuk narasi mengenai kemungkinan Ukraina menyerahkan wilayahnya berperan di tangan Rusia,” kata asing juru bicara kementerian Ukraina, Oleh Nikolenko dalam unggahan di facebook.

Sikap Pejabat Lain NATO

Seorang pejabat lain NATO kemudian mencoba meredakan ketegangan yang diciptakan dari pernyataan Jenssen dengan menegaskan kembali dukungan "jelas dan tak tergoyahkan" blok itu terhadap Ukraina.

"Kami sepenuhnya mendukung kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina, seperti yang ditegaskan kembali oleh para pemimpin NATO pada KTT Vilnius pada bulan Juli," kata seorang pejabat NATO seperti dikutip oleh kantor berita Ukraina European Pravda.

"Kami akan terus mendukung Ukraina selama diperlukan, dan kami berkomitmen untuk mencapai perdamaian yang adil dan abadi."

Adapun Stoltenberg belum mengomentari pernyataan yang dilaporkan Jenssen pada pers, namun dia diketahui menjadi pendukung vokal bagi Ukraina dan telah berkali-kali menyatakan bahwa dia yakin negara itu pada akhirnya akan bergabung dengan NATO.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved