Rabu, 1 Oktober 2025

Soal Kudeta Niger, Rusia Peringatkan agar Ecowas Tidak Ambil Tindakan Militer

Rusia memperingatkan bahwa intervensi militer di Niger akan mengarah pada konfrontrasi yang berkepanjangan.

Editor: Arif Fajar Nasucha
Master Sergeant Michael Matkin/406th Expeditionary Wing/U.S. Air Force
Dua sersan staf Angkatan Udara AS di Niger yang tergabung dalam Skuadron Pasukan Keamanan Ekspedisi ke-409, Pasukan Reaksi Cepat, menjaga keamanan saat melakukan patroli bersama dengan Angkatan Bersenjata Niger (FAN) di dekat AB 201, Niger, pada 6 Januari, beberapa bulan sebelum Mayor Jenderal Abdourahamane Omar Tchiani memimpin pengambilalihan militer untuk menggulingkan Presiden Mohamed Bazoum. AS mempertahankan sekitar 1.100 tentara di negara Afrika Barat yang terkurung daratan itu. 

"Dia dan keluarganya telah kehilangan makanan, listrik, dan perawatan medis selama beberapa hari," kata Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell.

Komisaris HAM PBB Volker Turk menerima laporan yang kredibel bahwa kondisi penahanan "bisa menjadi perlakuan yang tidak manusiawi dan merendahkan martabat".

Kelompok HAM Human Rights Watch mengatakan Bazoum telah mengatakan kepada mereka minggu ini bahwa dia dan keluarganya diperlakukan dengan cara yang "tidak manusiawi dan kejam".

"Putra saya sakit, memiliki kondisi jantung yang serius, dan perlu ke dokter," HRW mengutip ucapan Bazoum kepada mereka.

Amerika Serikat Pantau Situasi Niger

Sementara itu, Pentagon menyebut, pihaknya bersiaga dan sudah menyiapkan standar prosedur serta langkah-langkah untuk melindungi personel yang ditempatkan di Niger.

Langkah itu dilakukan AS seiring pengumuman koalisi negara-negara Afrika Barat yang akan mengirimkan pasukan tempur guna memulihkan tatanan konstitusional di negara tersebut.

"AFRICOM sedang memantau situasi di Niger, dan pasukan AS terus mengambil tindakan perlindungan pasukan yang hati-hati," kata juru bicara Komando Afrika AS (AFRICOM) kepada Newsweek.

Pernyataan itu muncul setelah Koalisi Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (ECOWAS) memutuskan mengaktivasi pasukan multinasional dalam rapat darurat Kamis (10/8/2023).

Baca juga: Bos Wagner Olok-olok AS yang PDKT ke Junta Militer Niger: Kemarin Tak Akui Sekarang Malah Bertemu

Tindakan ECOWAS menjadi tanggapan atas penolakan Mayor Jenderal Niger Abdourahamane "Omar" Tchiani untuk menyerahkan kekuasaan kembali kepada Presiden Nigeria Mohamad Bazoum, yang digulingkan dalam pergolakan yang dipimpin militer akhir bulan lalu.

Presiden Nigeria Bola Tinubu, yang menjabat sebagai ketua ECOWAS, mengatakan dia masih berharap bahwa "resolusi damai" dapat dilakukan.

Dia menegaskan kalau tidak ada pilihan yang bisa diambil dalam perundingan.

Tinubu juga menegaskan, penggunaan kekuatan militer merupakan upaya terakhir.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved