Senin, 6 Oktober 2025

Oppenheimer dan Einstein: 'Hubungan rumit' antara bapak bom atom dan peraih Nobel

Oppenheimer mengagumi karya Einstein, namun hubungan kedua ilmuwan tersebut sebenarnya terbilang 'lebih dingin' dari yang ditampilkan…

BBC Indonesia
Oppenheimer dan Einstein: 'Hubungan rumit' antara bapak bom atom dan peraih Nobel 

"Sekarang giliran Anda untuk menghadapi segala konsekuensi dari pencapaian Anda".

Itu adalah pernyataan fisikawan Albert Einstein kepada Robert Oppenheimer dalam salah satu adegan di film Oppenheimer, yang bercerita tentang bagaimana Oppenheimer menjadi 'bapak' bom atom pada tahun 1940-an dengan memimpin Proyek Manhattan milik pemerintah AS.

Dalam film itu, Einstein dikisahkan berjumpa Oppenheimer di Princeton Institute for Advanced Study, lembaga yang kemudian dipimpin Oppenheimer dari 1947 hingga 1966.

Mereka berdua adalah ilmuwan yang terpenting dan berpengaruh di masanya. Tapi di sisi lain, mereka memiliki perbedaan-perbedaan yang sangat mencolok, baik dalam cara memahami fisika maupun cara meyakini bahwa penelitian mereka dapat bermanfaat - atau merugikan - dunia.

"Kami adalah rekan yang dekat dan kadang agak seperti teman," kata Oppenheimer pada sebuah konferensi di Paris pada tahun 1965, menandai peringatan 10 tahun kematian Einstein.

Dalam filmnya, sutradara Christopher Nolan menempatkan dua fisikawan tersebut dalam percakapan fiktif, yang mencerminkan Oppenheimer ketika sedang 'kewalahan' dan meminta nasihat dari Einstein.

Memang benar, meskipun di kehidupan nyata mereka mempertahankan perbedaan-perbedaan penting, mereka sangat menghormati satu sama lain.

Dua kehidupan yang paralel

Ketika Robert Oppenheimer muda mendalami ilmu fisika murni pada 1920-an, Einstein telah meraih Penghargaan Nobel untuk fisika dan menjadi tokoh kunci dalam sains berkat Teori Relativitas Umum (1915) dan karya lain.

Di tengah meningkatnya persekusi terhadap orang Yahudi di Jerman, Einstein meninggalkan Eropa dan menetap di Princeton, New Jersey, pada tahun 1932, tempat dia melanjutkan pekerjaannya.

Beberapa waktu kemudian, pada Agustus 1939, dia menandatangani surat yang ditujukan kepada Presiden Franklin D. Roosevelt yang ditulis oleh rekannya Leo Szilard. Dalam surat itu, mereka memperingatkan Gedung Putih bahwa Jerman dapat mengembangkan bom atom karena temuan ilmiah tentang fisi uranium.

Hal itu dianggap memicu terciptanya Proyek Manhattan yang sangat rahasia. Pada proyek itu, pemerintah AS menempatkan Oppenheimer sebagai ketua pada 1942, ketika dia sudah menjadi salah satu ilmuwan terkemuka di bidangnya.

Menurut berbagai sumber, Einstein yang berusia 64 tahun saat itu tidak dimasukkan dalam proyek Manhattan karena berasal dari Jerman dan ideologi sayap kirinya. Namun perbedaan konsepsi teori fisika yang ada antara dia dan Oppenheimer juga berpengaruh.

Kei Bird dan Martin J. Sherwin mengatakan dalam buku biografi berjudul American Prometheus: The Triumph and Tragedy of J. Robert Oppenheimer (yang menjadi dasar film Nolan) bahwa Oppenheimer menganggap Einstein "sebagai santo pelindung fisika yang hidup, bukan sebagai ilmuwan yang bekerja".

Nolan mencoba merefleksikan dalam filmnya mengenai hubungan antara keduanya: "Saya melihat hubungan di antara mereka sebagai salah satu master yang telah digantikan dan yang pekerjaannya diambil alih oleh yang lebih muda," sang sutradara kepada The New York Times.

Apakah Einstein ambil bagian di bom atom?

Halaman
123
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved