Budiman Sudjatmiko bertemu Prabowo Subianto: Tanda 'perpecahan di tubuh' PDI Perjuangan hingga kecaman ‘pengkhianatan’ dari aktivis eks PRD
Pertemuan antara politisi PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko dengan bakal calon presiden (capres) dari Partai Gerindra Prabowo Subianto…
“Saya mengapresiasi dan merasa bahwa Pak Prabowo mewakili satu cara pandang kepemimpinan politik yang cocok dengan saya, dalam pengertian suatu bangsa yang ingin bangkit di tengah turbulensi karena krisis global, perang,” kata Budiman di kediamannya di Jakarta, Selasa (18/07).
Budiman melanjutkan, walaupun dirinya sebagai aktivis dan Prabowo sebagai tentara pernah berhadapan di masa Orde Baru, ”Tapi kami mempertaruhkan nyawa dan kehormatan cita-cita… Apakah kita mengenang masa lalu sebagai masa lalu dan masa depan bukan untuk kami berdua tapi untuk bangsa,” ujarnya.
Selain itu, dia juga berharap agar Prabowo tidak terus dibebani (diganduli) masa lalu.
Menanggapi itu, Prabowo mengakui bahwa dia pernah 'berhadapan' dengan Budiman di masa lalu, “Tapi yang membedakan kita, yang membuat kita berhadapan dulu itu suatu keadaan, suatu kondisi, suatu sistem. Ternyata, kenyataan adalah bahwa kita sebenarnya memiliki cita-cita yang sama,” kata Prabowo.
Selain itu, Budiman juga menambahkan bahwa dia berharap agar Prabowo dapat meneruskan tugas-tugasnya kepada Indonesia, “ dan saya ingin Indonesia layak mendapatkan orang terbaik, salah satunya pak Prabowo.”
“Saya pikir saya akan mengenang masa lalu saya dan Pak Prabowo akan mengenang masa lalu Pak Prabowo dengan manis, apapun itu, kita berhutang pada masa depan, bukan berhutang pada masa lalu,” kata Budiman.
Terkait pertemuan itu, Ketua Bidang Kehormatan DPP PDI Perjuangan Komarudin Watubun mengatakan apa yang dilakukan Budiman adalah bentuk perlawanan kebijakan partai yang telah mengusung Ganjar sebagai bakal capres.
Untuk itu, kata Komarudin, Budiman bakal dipanggil secepatnya. “Ya bulan Agustus, awal Agustus (dipanggil),” kata Komarudin kepada awak media.
‘Perpecahan di internal PDI Perjuangan’
Pengamat politik dari Universitas Indonesia Cecep Hidayat melihat, kunjungan dan pernyataan Budiman itu menunjukkan adanya friksi atau perpecahan di internal PDI Perjuangan terkait bakal capres yang didukung pada pemilu 2024.
“Saya menduga pasca-penunjukan Ganjar, di internal PDI Perjuangan masih ada friksi, dinamika internal yang belum pulih seutuhnya usai keputusan ketua umum mendukung Ganjar,” kata Cecep.
Untuk itu, ujar Cecep, beberapa kader PDI Perjuang pun mengartikulasikan kepentingan mereka dengan cara ‘merapat’ ke kubu Prabowo.
Sebelumya, selain Budiman, kader PDI Perjuangan Effendi Simbolon juga mengundang Prabowo dalam sebuah acara dan melontarkan pujian bahwa Ketum Partai Gerindra itu cocok menjadi nakhoda Indonesia.
Kemudian, bentuk siratan dukungan juga ditunjukkan kader PDI Perjuangan yang menjabat sebagai Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming saat mendampingi Prabowo untuk bertemu relawan Gibran dan Jokowi se-Jateng dan Jatim.
Atas sikap mereka tersebut, DPP PDI Perjuangan memanggil mereka untuk dimintai keterangan dan juga diberikan arahan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.