Budiman Sudjatmiko bertemu Prabowo Subianto: Tanda 'perpecahan di tubuh' PDI Perjuangan hingga kecaman ‘pengkhianatan’ dari aktivis eks PRD
Pertemuan antara politisi PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko dengan bakal calon presiden (capres) dari Partai Gerindra Prabowo Subianto…
Petrus menambahkan, namun perjuangan dirinya dan teman-teman aktivis lain, disebutnya "dikhianati" oleh Budiman yang memutuskan bertemu dan bahkan dianggapnya "memberikan pujian" pada Prabowo.
Padahal, ujarnya, Prabowo yang saat itu menjabat sebagai Komandan Jenderal Kopassus dituding sebagai aktor di balik hilangnya para aktivis politik dan telah dinyatakan bersalah oleh TNI karena melakukan penculikan 1998.
“Budiman mengatakan tidak perlu lagi mengganduli Prabowo, masa lalu adalah masa lalu, kita berhutang pada masa depan. Dari pernyataan itu, bukan hanya kami yang menolak dan kecewa, seluruh korban pelanggaran HAM menangis kenapa Budiman menyatakan itu... Pengkhianatan Budiman kepada kami dan juga korban kejahatan HAM lainnya,” kata Petrus.
Petrus mencurigai pertemuan itu merupakan upaya Budiman untuk dapat satu barisan dengan Prabowo dalam pemilu presiden (pilpres) 2024 mendatang.
“Dia [Budiman] mengajak lupakan masa lalu. Dia takabur karena di depan matanya Prabowo adalah salah satu calon yang bisa menang pilpres,” kata Petrus.
Senada mantan aktivis PRD lain, Wilson melihat pertemuan dan ucapan Budiman adalah ‘lipstik politik’.
“Mendukung para penjahat HAM dalam politik electoral sama saja mengakselerasi regresi demokrasi,” ujar Wilson.
Kemudian, mantan aktivis Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID) dan pengurus PRD, Lilik Hastuti juga mengatakan, Budiman telah mengkhianati perjuangan para aktivis reformis kemanusiaan dan HAM.
“Budiman itu simbol dari gerakan demokrasi. Milenial sangat menyanjungnya, dan sekarang dia bersedia membungkukkan badan menjadi pembasuh dosa-dosa orang yang menculik kawan-kawan kami sendiri. Itu sesuatu yang tidak hanya menyakitkan, saya tidak tahu apa kata yang lebih dari itu,” ujar Lilik.
“Seandainya persoalan HAM tidak pernah diungkap, diselesaikan, kita hanya akan memeliharan api dalam sekam, semak belukar impunitas, dan kekerasan akan terus menerus hari ini hingga masa depan.”
BBC News Indonesia telah menghubungi Budiman untuk meminta tanggapan atas kritikan itu, namun hingga berita ini diturunkan dia belum merespon.
Usai pertemuan dengan Prabowo, dalam sebuah acara Kompas.com, Budiman menjelaskan bahwa Prabowo mengakui bahwa dirinya memang menculik para aktivis 1998.
Namun kata Budiman, Prabowo mengaku sudah memulangkan semua korban penculikan itu dan tidak mengetahui nasib mereka yang hilang hingga saat ini.
Dalam penyelidikan tim Pro Justicia Komnas HAM, Prabowo terbukti memerintahkan penculikan terhadap 23 aktivis, di mana sembilan orang dibebaskan, 13 orang hilang, dan satu telah ditemukan tewas.
'Pujian' Budiman untuk Prabowo
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.