Budiman Sudjatmiko bertemu Prabowo Subianto: Tanda 'perpecahan di tubuh' PDI Perjuangan hingga kecaman ‘pengkhianatan’ dari aktivis eks PRD
Pertemuan antara politisi PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko dengan bakal calon presiden (capres) dari Partai Gerindra Prabowo Subianto…
Pertemuan politisi PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko dengan bakal calon presiden (capres) dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto disebut menunjukkan adanya friksi atau perpecahan di partai yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri itu.
Padahal, pengamat politik dari Universitas Indonesia Cecep Hidayat menambahkan, PDI Perjuangan telah secara resmi mengusung kadernya yang kini menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai capres.
Selain itu, Cecep mengatakan, pertemuan itu juga merupakan bentuk dari strategi politik untuk meredam isu pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat masa lalu di tahun 1998 yang selalu dijadikan alat untuk menjatuhkan Prabowo di setiap kontestasi pemilu.
Tetapi, politisi PDI Perjuangan Andreas Hugo Pereira membantah terjadinya perpecahan di partainya.
Di sisi lain, beberapa mantan aktivis Partai Rakyat Demokratik (PRD) menyatakan kekecewaan mereka terhadap sikap Budiman yang mendukung Prabowo.
Mereka menyebut Budiman telah mengkhianati perjuangan PRD dan para aktivis reformis lain dalam mencari keadilan terhadap para korban yang hilang menjelang 1998, di mana Prabowo dituding sebagai aktor di balik penculikan itu.
Sebelumnya, Budiman mengunjungi Prabowo di kediamannya di Jakarta, Selasa (18/07). Usai pertemuan, mantan pendiri PRD itu melemparkan beragam pujian dan mendukung Prabowo agar tidak terus dibebani oleh permasalahan pelanggaran HAM di masa lalu.
Buntut dari pertemuan itu, DPP DPI Perjuangan memutuskan akan memanggil Budiman untuk dimintai keterangan.
Selain Budiman, dukungan kepada Prabowo juga pernah ditunjukkan oleh kader PDI Perjuangan lain seperti Effendi Simbolon dan juga Gibran Rakabuming.
Eks aktivis PRD: ‘Pengkhianatan Budiman Sudjatmiko’
“Sekitar 27 tahun yang lalu, di ruang ini, Budiman sebagai Ketum dan saya Sekjen mendeklarasikan PRD saat kekuasaan Soeharto berdiri kokoh… Budiman adalah simbol dari aktivis perlawanan Orde Baru yang menjatuhkan kediktatoran Soeharto.”
“Tepat hari ini juga sebuah parpol bernama PDI mengalami peristiwa memilukan [penyerangan Kantor PDI pimpinan Megawati pada 27 Juli 1996 - dikenal 'Peristiwa Kudatuli']. Lalu kami dijadikan kambing hitam, PRD dilarang, Kami ditangkap dan didakwa UU Subersif.”
Pernyataan itu diungkapkan oleh Petrus Hariyanto, mantan Sekjen PRD, di Kantor YLBHI, Kamis (27/07), sebagai respon kekecewaannya atas pertemuan Budiman Sudjatmiko dengan Prabowo Subianto.
“Saat kami dipenjara, organisasi [PRD] tetap melawan, dan satu per satu teman-teman kami diculik. Saya dan Budiman sedih, geram di dalam penjara,” kenang Petrus.
Peristiwa Kudatuli menyebabkan Budiman dan Petrus divonis 13 tahun penjara. Sekitar 3,5 tahun kemudian, setelah Reformasi 1998, Presiden Abdurrahman Wahid memberikannya amnesti pada Desember 1999.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.