Sabtu, 4 Oktober 2025
Deutsche Welle

Kelompok Militer Niger Klaim Telah Gulingkan Presiden Bazoum

Kelompok militer Niger mengaku telah menggulingkan Presiden Mohamed Bazoum. Saat ini perbatasan negara telah ditutup dan jam malam…

Diplomat Top Uni Eropa (EU) Josep Borrell juga merespons kejadian ini. Dalam bahasa Prancis, dia mengaku sangat "sangat khawatir dengan peristiwa yang terjadi di Niamey.”

"Uni Eropa mengutuk segala bentuk percobaan untuk mengacaukan demokrasi dan mengancam stabilitas Niger,” katanya, sambil menambahkan Uni Eropa juga mengaitkan dirinya dengan ECOWAS dalam masalah ini.

Seorang Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Jerman menyebut bahwa "situasi di lokasi kejadian masih belum jelas.”

"Kami sudah berkomunikasi dengan Kedutaan di sana, dan juga dengan mitra internasional,” ujar dia. "Dan jika diperlukan, kami tentu saja akan mengambil langkah-langkah yang dianggap perlu.”

Hal itu senada dengan pernyataan seorang Juru Bicara Kementerian Pertahanan Jerman di Berlin, dia menyebut masih terlalu dini untuk menyimpulkan keadaan.

Dia menjelaskan bahwa tentara Jerman di Niger merupakan bagian dari misi internasional dalam menghadapi pemberontak Islam yang saat ini "sudah dalam keadaan aman” dan keputusan lanjutan akan dievaluasi dalam beberapa hari ke depan.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, juga mengutuk "dengan keras segala upaya untuk menggulingkan kekuasaan dengan paksa dan merusak pemerintahan yang demokratis, damai dan stabil,” ujar Juru Bicaranya, Stephane Dujarric.

Kudeta hal lumrah di kawasanSahel

Sejumlah negara kawasan Sahelterbilang tidak stabil dalam beberapa tahun belakangan ini, terbukti dari kudeta yang dilakukan di Mali dan Burkina Faso sejak tahun 2020.

Sementara, di Niger sendiri, sebuah percobaan kudeta gagal pada tahun 2021, dua hari sebelum pelantikan Bazoum, yang berusaha dihentikan dari jabatannya.

Ketiga negara tersebut berjuang mengatasi pemberontakan kelompok Islamis secara bersamaan di wilayah perbatasan. Niger menghadapi kondisi lebih sulit, karena pemberontakan itu pecah tak jauh dari ibu kota Niamey.

Niger sendiri juga tengah memerangi kelompok pemberontak di wilayah tenggara yang berbatasan dengan Nigeria.

Para pemimpin kudeta di Mali dan Burkina Faso, hingga kelompok pemberontak yang mencoba dan gagal di Niger pada tahun 2021 menyebut, kemajuan yang buruk melawan kelompok militan bersenjata menjadi sebuah motivasi bagi mereka untuk merebut kekuasaan.

mh/as (AFP, Reuters)

Sumber: Deutsche Welle
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved