KBRI Kairo : Pengeroyokan Mahasiswa asal Indonesia yang Dilakukan WNI Terjadi Pascaturnamen Futsal
KBRI Kairo menyatakan telah menyampaikan kecaman keras atas tindakan kekerasan yang telah terjadi dalam segala bentuknya dengan alasan apapun
"KBRI Kairo juga akan melakukan pertemuan dan konsultasi dengan NS Mesir terkait langkah-langkah penyelesaian secara hukum yang dapat ditempuh oleh pihak-pihak yang bertikai," tulisnya.
"Selain itu, KBRI Kairo siap mendampingi pelaporan pihak korban kepada pihak Al-Azhar untuk ditindaklanjuti sesuai mekanisme dan aturan yang berlaku di lingkungan lembaga pendidikan Al-Azhar," lanjut pernyataan tersebut.
Sebelumnya, Ikatan Keluarga Alumni Nahdlatul Ulama (IKANU) Indonesia Mesir melaporkan seorang mahasiswa sekaligus kader pengurus cabang istimewa NU (PCINU) , F (19) menjadi korban pengeroyokan.
Pelaku diduga merupakan oknum warga negara Indonesia (WNI) asal Sulawesi yang juga mahasiswa Univeristas Al-Azhar, Mesir.
Sekjen IKANU KH Anies Masduqi mengecam keras penganiayaan yang dilakukan oknum mahasiswa asal Sulawesi itu.
Tindakan oknum mahasiswa tersebut tidak sesuai dengan nafas dan ruh Al-Azhar Mesir.
“Kenyataan terkutuk yang sangat disayangkan semua pihak, tindakan rendah, bodoh, hina, dan kontraproduktif, serta mengkhianati garis ajaran yang diperjuangkan Universitas Al-Azhar sebagai almamater,” kata KH Anies Masduqi, dikutip dari laman resmi NU Online, Sabtu (22/7/2023).
Anies menyebut, akibat penganiayaan tersebut, korban F mengalami luka lebam di sekujur tubuhnya dan trauma.
Ia menjelaskan, penganiayaan terhadap korban F, mahasiswa asal Kudus Jawa Tengah yang saat ini tengah studi di Mesir terjadi, pada 12 Juli 2023.
Anies mengungkapkan, aksi penganiayaan dilakukan pelaku di Mansouriyah 4B flat 2.
"Pelaku ditaksir berjumlah 15 orang, terduga merupakan oknum organisasi kerukunan warga," ucapnya.
Tak hanya melakukan penganiayaan, kata Anies, para pelaku juga merusak rumah korban F dan fasilitas kantor sekretariat mahasiswa Jawa Tengah dan Yogyakarta di Mesir.
Bahkan, Anies mengungkapkan, aksi penganiayaan terhadap F oleh pelaku telah terjadi sebanyak dua kali.
"Aksi penganiayaan yang menimpa korban tersebut terjadi kali kedua, setelah sebelumnya dianiaya usai bermain bola di Nadi Gamaliya, pada 9 Juli 2023, dan tak ada sanksi apapun," jelas Anies.
Para pelaku tersebut, dijelaskan Anies, sebelumnya sudah melakukan aksi tindak kekerasan, yakni terhadap Z, seorang WNI asal Madura, pada 19 Juni 2023 lalu.
"Korban mengalami luka lebam di bagian wajah bahkan menurut keterangan korban sempat diinjak dengan sepatu," jelasnya.
Anies mengatakan, hingga kini belum ada pernyataan resmi dari pihak KBRI atas insiden ini.
"PPMI Mesir, selaku organisasi Induk pelajar Mesir sedang melakukan konsolidasi dengan anggotanya untuk menyikapi insiden tersebut," katanya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.