Konflik Rusia Vs Ukraina
Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-500: AS Kecewa dengan Hasil Serangan Balasan, Rusia Lebih Unggul
Update perang Rusia-Ukraina hari ke-500: Amerika Serikat kecewa dengan hasil serangan balasan Ukraina dan mengakui Rusia masih lebih unggul.
Serangan rudal pada hari Kamis (6/7/2023) digambarkan sebagai serangan perang terbesar terhadap infrastruktur sipil di Lviv, yang jauh dari garis depan.
Turki Dukung Ukraina Gabung NATO

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan Ukraina pantas mendapatkan keanggotaan NATO.
“Tidak ada keraguan bahwa Ukraina layak menjadi anggota NATO,” kata Erdogan pada konferensi pers bersama dengan presiden Ukraina di Istanbul pada Sabtu (8/7/2023) pagi.
“Perdamaian yang adil tidak akan membuat pecundang,” kata pemimpin Turki itu kepada Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, dikutip dari Al Jazeera.
Presiden Zelensky berterima kasih kepada Erdogan atas dukungannya, yang datang menjelang KTT penting NATO yang akan dimulai Selasa (11/7/2023) di Vilnius, Lituania.
“Saya berterima kasih atas dukungan integritas dan kedaulatan teritorial Ukraina. Formula perdamaian. Perlindungan negara kami, rakyat kami, dan kepentingan kami,” tulis pemimpin Ukraina itu dalam tweet terkait pembicaraannya dengan Erdogan.
9.000 Warga Sipil Tewas di Hari 500 Invasi Rusia

Baca juga: Rencanakan Kudeta Berdarah, AS Pimpin NATO Gunakan Ukraina sebagai Boneka Lawan Rusia
Hari ini, Sabtu (8/7/2023) adalah hari ke-500 sejak invasi Rusia ke Ukraina.
Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) merilis laporan yang menyebutkan lebih dari 9.000 warga sipil Ukraina, termasuk lebih dari 500 anak-anak, dipastikan tewas sejak awal invasi Rusia.
Namun, PBB mengatakan angka yang sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi.
"Kami menyesalkan biaya sipil yang menghebohkan dari perang di Ukraina" dan dapat mengkonfirmasi bahwa 9.000 warga sipil telah tewas sejauh ini dalam konflik tersebut," kata Misi Pemantau Hak Asasi Manusia PBB di Ukraina (HRMMU), Jumat (7/7/2023), dikutip dari The Guardian.
Wagner Belum Kunjungi Kamp di Belarus

Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko, mengatakan tidak ada seorang pun tentara Wagner yang telah mengunjungi kamp di Belarus.
"Belum ada seorang pun dari kelompok tentara bayaran Wagner Rusia yang mengunjungi kamp militer bekas yang ditawarkan," kata Lukashenko, Jumat (7/7/2023), dikutip dari Reuters.
Kamp tersebut didirikan di Belarusia untuk tentara swasta Wagner setelah mencapai kesepakatan damai antara Wagner dan Kremlin, menyusul pemberontakan Wagner yang dihentikan.
Selain itu, bos Wagner Yevgeny Prigozhin juga masih berada di Rusia, di mana ia dilaporkan akan pindah ke Belarus setelah kesepakatan damai itu.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.