Jumat, 3 Oktober 2025

Jepang: Kekhawatiran dan kemarahan terhadap rencana buang air limbah nuklir ke laut

Jepang ingin membuang air limbah dari PLTN Fukushima ke lautan — dan banyak orang tidak senang.

Mereka berargumen langkah ini akan menyediakan waktu yang cukup untuk mengembangkan teknologi pemrosesan baru, serta memungkinkan radioaktivitas yang tersisa berkurang secara alami.

Ada juga beberapa ilmuwan yang merasa tidak sreg dengan rencana tersebut.

Mereka mengatakan perlu lebih banyak penelitian tentang bagaimana pelepasan air limbah yang sudah diolah akan mempengaruhi kehidupan laut.

"Kami melihat penilaian dampak radiologis dan ekologis yang tidak memadai dan itu membuat kami sangat khawatir bahwa Jepang tidak cuma tidak bisa mendeteksi apa yang masuk ke dalam air, sedimen, dan organisme, tetapi kalau ternyata itu berbahaya, tidak ada cara untuk membersihkannya ... tidak ada cara untuk mengembalikan jin ke dalam botol," kata pakar biologi kelautan Robert Richmond, seorang profesor di University of Hawaii, kepada program Newsday BBC.

Tatsujiro Suzuki, seorang profesor teknik nuklir dari Pusat Penelitian Penghapusan Senjata Nuklir Universitas Nagasaki, berkata kepada BBC bahwa rencana itu "belum tentu mengakibatkan polusi serius atau membahayakan publik - kalau semuanya berjalan dengan baik".

Tetapi mengingat bahwa Tepco gagal mencegah bencana 2011, ia tetap khawatir tentang potensi pelepasan air yang terkontaminasi secara tidak sengaja, ujarnya.

Apa kata negara-negara tetangga Jepang?

China telah menuntut agar Jepang mencapai kesepakatan dengan negara-negara regional dan lembaga-lembaga internasional sebelum membuang air limbah.

Beijing juga menuduh Tokyo melanggar "kewajiban moral dan hukum internasional", serta memperingatkan bahwa jika mereka melanjutkan rencana itu, "[Jepang] harus menanggung semua konsekuensi".

Hubungan China dan Jepang saat ini sedang tegang, dengan pengembangan militer Jepang baru-baru ini dan langkah-langkah provokatif China di sekitar Taiwan.

Tokyo telah berbicara dengan tetangga-tetangganya, dan menyambut tim ahli Korea Selatan dalam tur pabrik Fukushima pada bulan Mei.

Tetapi tidak pasti seberapa jauh mereka berkomitmen untuk mendapatkan persetujuan negara-negara tetangga sebelum melanjutkan rencana ini.

Berbeda dengan China, Seoul - yang tertarik untuk menjalin hubungan dengan Jepang - telah melunakkan kekhawatirannya dan pada hari Selasa mengatakan mereka "menghormati" temuan IAEA.

Namun langkah ini membuat marah masyarakat Korea Selatan, 80% di antaranya khawatir dengan pembuangan air limbah air menurut jajak pendapat baru-baru ini.

"Pemerintah memberlakukan kebijakan larangan membuang sampah sembarangan di laut yang ketat ... Tapi sekarang pemerintah tidak mengatakan sepatah kata pun (ke Jepang) tentang air limbah mereka yang mengalir ke laut," kata Park Hee-jun, seorang nelayan Korea Selatan kepada BBC Korea.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved