Wisuda TK sampai SMA, antara 'momen paling berkesan' hingga 'biaya mahal'
Kemendikbudristek mengeluarkan Surat Edaran Nomor 14 Tahun 2023 sebagai respons terhadap banyaknya orangtua yang memprotes upacara…
Kemendikbudristek mengeluarkan Surat Edaran Nomor 14 Tahun 2023 sebagai respons terhadap banyaknya orangtua yang memprotes upacara wisuda di tingkat TK sampai SMA. Meski begitu, tidak semua orang tua sepakat bahwa acara perpisahan dengan model wisuda, lengkap dengan atribut-atribut mirip wisuda perkuliahan, patut dihilangkan.
Yuli Saputra, memandang dengan mata berbinar-binar saat melihat anak laki-lakinya naik ke atas panggung saat namanya dipanggil kepala sekolah.
Di panggung, Khalif Alvaro, 13, dikalungi medali dan tali topinya dipindahkan dari kiri ke kanan. Upacara itu menandakan bahwa Khalif telah lulus dari jenjang SD dan akan melanjutkan pendidikannya ke jenjang SMP.
Untuk bisa melihat anaknya berdiri di atas panggung itu, Yuli rela membayar ongkos Rp600.000 yang sudah termasuk atribut lengkap wisuda dan menyewa aula hotel.
“Biaya itu sudah termasuk sewa tempat di hotel, makanan seperti snackbox. Ada pula kenang-kenangan untuk guru, terus kenang-kenangan buat si anak sendiri,” jelas Yuli yang menyekolahkan anaknya di sebuah sekolah dasar swasta di Bandung, Jawa Barat.
Ia mengatakan bahwa seluruh prosesi wisuda itu diatur oleh komite yang terdiri dari para orang tua murid yang melakukan musyawarah mufakat guna menentukan seperti apa acara wisuda yang akan digelar untuk anak-anak mereka.
“Kemarin sebetulnya biayanya lebih besar dari itu [Rp600.000]. Kemudian setelah dimusyawarahkan dengan semua orang tua, akhirnya tercapailah angka itu,” kata Yuli.
Awalnya, ia sendiri dan beberapa orang tua kurang setuju dengan biaya wisuda senilai Rp600.000. Namun setelah mempertimbangkan, ia tergerak oleh keinginan untuk memberikan anaknya kenang-kenangan yang tak terlupakan.
“Memang sebetulnya tujuan dari acara ini untuk merayakan keberhasilan anak-anak selama enam tahun. Mereka bekerja keras belajar, sampai kemudian ada hasilnya dan sekarang mereka lulus.
“Terus [acara ini adalah kesempatan] mereka berkumpul untuk terakhir kalinya dan sebagai [kesempatan] untuk berterima kasih kepada guru-guru,” ungkapnya.
Ia mengatakan bahwa pada acara itu, anak-anak terlihat cukup gembira dan puas dengan upacara yang disusun oleh para orang tua. Ia pun, sebagai orang tua, ikut bangga melihat anaknya bahagia.
Menurut dia, acara wisuda di sekolah - baik di TK, SD, SMP, maupun SMA - sudah lumrah dilakukan. Acara tersebut tak hanya untuk merayakan kelulusan, tetapi sebagai bentuk ungkapan rasa syukur atas pencapaian anak.
”Itu kan sebetulnya biasa ya, sudah dilakukan waktu anak saya yang pertama TK kemudian SD. Jadi dari TK ke SD itu pakai toga.”
Harus meminjam uang dari kerabat untuk bayar wisuda anak
Muhamad Kotim, 46, yang anaknya bersekolah di SD Negeri di Bojonegoro, Jawa Timur, mengaku cukup kaget saat menerima surat dari sekolah anaknya yang meminta agar ia membayar Rp600.000 untuk acara wisuda SD.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.