Minggu, 5 Oktober 2025

Sekolah-sekolah di Jepang beralih jadi akuarium hingga pabrik sake karena kekurangan murid

Penurunan drastis angka kelahiran di Jepang telah menyebabkan ruang-ruang kelas menjadi kosong. Akibatnya, sebanyak 450 sekolah negeri…

Di Kikuchi, Kummatomo yang dihuni oleh 46.000 penduduk, SD Suigen yang berusia 137 tahun kini menjadi pabrik pembuatan sake Bishones.

Dari luar, bangunannya masih terlihat seperti sekolah, namun di dalamnya sama sekali tidak.

Steamer dan alat pendingin telah terpasang di ruang yang dulunya merupakan kafetaria, di mana beras –bahan dasar sake—dikukus di dalam tangki yang disebut koshiki.

Kantor kepala sekolah dan ruang perawat, yang dinding dan langit-langitnya dilapisi kayu cedar, kini berfungsi sebagai ruang untuk fermentasi menggunakan koji (enzim jamur), sedangkan tangki besarnya dipasang di ruang guru.

Jalur pengisian dan pelabelan tampak di sepanjang lorong.

Menurut perusahaan pembuat sake ini, struktur gedung sekolah yang unik dengan deretan ruang kelas, membantu dalam meningkatkan proses pembuatan minuman.

“Karyawannya berasal dari Kukichi, dan semua bahan bakunya seperti air dan beras juga berasal dari daerah tersebut,” kata perusahaan itu, menjelaskan relasi yang mereka jalin dengan masyarakat lokal.

Transformasi lain terjadi di desa nelayan Muroto, Kochi, yang separuh dari 13.000 penduduknya telah berusia di atas 65 tahun.

Di sana, sebuah sekolah dasar yang ditutup 17 tahun lalu telah diubah menjadi akuarium yang menarik wistawan untuk datang ke wilayah ini.

Anda akan menemukan hiu martil dan kura-kura berenang di kolam sepanjang 25 meter. Selain itu, 1.000 hewan laut dari 50 spesies dipamerkan di akurium bertema di berbagai ruang kelas.

Di Nishiizu, Shizuoka, gedung sekolah yang ditutup setelah digunakan selama 65 tahun telah diubah menjadi hostel.

Sekolah itu memiliki 241 siswa pada 1941, namun hanya ada 45 orang yang terdaftar ketika akhirnya ditutup pada 1973.

Meski telah direvitalisasi menjadi Hostel Yamabiko-soo, bangunan ini tetap tidak kehilangan ciri utamanya sebagai bekas sekolah.

Alternatif penggunaan

Nasib masing-masing sekolah diputuskan setelah mendengar masukan dari masyarakat.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved