Motor listrik jadi moda transportasi utama di Asmat, Papua
Ketika di daerah-daerah lain belum banyak berseliweran kendaraan listrik, sepeda motor listrik telah menjadi moda moda transportasi…
“Saat waktu normal saya bisa meraih penghasilan kotor Rp600.000 per hari. Bahkan, kalau ramai penumpang saya bisa mendapatkan Rp750.000,” kata Herman kepada wartawan kantor berita Antara, Aditya Pradana Putra.
Baca juga:
Seperti halnya Herman, seorang warga lainnya, Baharudin juga mencari nafkah dari keberadaan sepeda motor listrik di Agats.
Sejak 2015 Baharudin membuka usaha jasa bengkel sepeda motor listrik dengan omzet sekitar Rp2 juta setiap hari.
Belum ada stasiun pengisian kendaraan listrik umum
Walau kendaraan listrik menjadi moda transportasi utama, menurut Bupati Asmat, Elisa Kambu, saat ini masih belum ada infrastuktur penunjang kendaraan listrik di Asmat, seperti stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU).
“Masyarakat Agats masih secara mandiri mengisi baterai kendaraan mereka di rumah masing-masing, kata Bupati Asmat, Elisa Kambu.
Baca juga:
Elisa mengatakan pihaknya terus berupaya mempertahankan sepeda motor listrik sebagai moda transportasi utama di Agats. Selain cocok dengan kondisi jalan panggung setempat, keberadaan sepeda motor listrik juga berkontribusi menjaga Agats sebagai daerah bebas polusi udara maupun suara.
“Semoga dapat menginsipirasi daerah-daerah lainnya di Indonesia untuk juga dapat membangun ekosistem kendaraan yang lebih ramah lingkungan,” kata Bupati Asmat, Elisa Kambu.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.