Senin, 6 Oktober 2025

Ratusan gereja hancur akibat gelombang kekerasan di India

Para pemimpin Kristen di negara bagian Manipur, India timur laut, mengatakan ratusan gerenja hancur akibat konflik etnis, dan meminta…

Di wilayah itu, banyak gereja yang berada di bawah naungan Asosiasi Gereja Evangelis, diserang dalam gelombang pertama kekerasan.

“Gereja saya terdiri dari beragam kelompok masyarakat adat dan kami berdoa pada Tuhan setiap hari Minggu dengan mengenakan pakaian tradisional berwarna-warni, memainkan musik dan menari sesuai dengan kepercayaan adat lama seperti saat di gua-gua,“ kata pendeta itu, yang meminta namanya disamarkan dengan alasan keamanan.

Ia mengatakan Gereja Dopkon ECA di Churachandpur dibakar habis pada 3 Mei, ketika kekerasan pertama kali terjadi. Gereja-gereja lain pun ikut diserang.

“Ketika gereja kami dihancurkan, akar-akar [budaya] kami ikut hancur,“ katanya.

Serangan yang ditargetkan

Seorang pendeta Kuki yang kini membantu warga beragama Kristen untuk menyelamatkan diri dengan pindah ke kota sebelah, Assam, memberikan gambaran detail tentang serangan yang terjadi pada pusat gerejanya.

“Massa pertama kali menjarah Gereja Kristen Kuki pusat di Imphal. Setelah mencuri barang-barang berharga, mereka membakar gedung itu,” kata Pastor Thangminlun Vaiphei.

Sebuah video berdurasi 52 detik yang ditemukan BBC menunjukkan dua kendaraan militer melewati kawasan gereja, sementara sebuah selang pemadam kebakaran digunakan untuk memadamkan api yang menyala.

Menurut Vaiphei, gereja itu diserang pada 4 Mei. Ia mengeklaim meskipun gereja yang dimiliki suku berbeda di sebelahnya dilindungi oleh meriam air, tidak ada yang berupaya untuk membantu melindungi gereja Kuki.

Ia mengatakan gedung itu, yang dapat memuat 700 orang, sudah rusak parah dan tempat tinggal staf telah hancur total.

Sebuah daftar yang disusun oleh pastor Meitei yang diberikan oleh Vaiphei kepada BBC, mengira sekitar 271 gereja Meitei diserang massa, dan Vaiphei menduga gereja-gereja tertentu sengaja dijadikan target agar mendapat dukungan dari kelompok Hindu ekstrim.

“Seorang pastor Meitei ditangkap oleh massa dan ditanya apakah dia siap untuk kembali ke tradisi animisme. Ia mengatakan ia tidak punya masalah dengan kepercayaan nenek moyangnya. Kemudian, massa itu meminta dia untuk membakar Kitab Suci. Ia menolak,” kata Vaiphei.

“Oleh karena itu, ia dipukuli dengan cukup parah, tapi ia bertahan hidup.”

Vaiphei mengatakan beberapa warga desa Kuki telah meninggalkan rumah mereka dan sedang bersembunyi di pegunungan karena takut dengan serangan susulan.

Jantung komunitas

Khongsai, seorang pemeluk agama Kristen suku Kuki mengatakan hidupnya telah berubah total. Gerejanya dan rumah keluarganya dihancurkan pada 28 Mei.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved