Minggu, 5 Oktober 2025

Pemilu Turki: Gelombang kemarahan warga ke Erdogan atas lambannya penanganan bencana gempa

Di antara puing bekas gempa, sejumlah warga Turki menyalahkan presiden, sementara yang lain mengatakan pada BBC bahwa bencana ini…

Jajak pendapat telah memberikan sedikit keunggulan bagi Kilicdaroglu, yang terkenal karena membuat video kampanye sambil duduk di meja dapurnya yang sederhana.

Dalam sebuah wawancara kepada BBC, mantan PNS itu berjanji akan membawa kebebasan dan demokrasi, serta mengubah arah Turki ke arah Barat.

Namun, banyak pihak yang belum sepenuhnya percaya pada sang presiden, termasuk Wali Kota Antakya, Lutfu Savas yang berasal dari partainya Kilicdaroglu.

Kami bertemu dengannya di bangunan sementara yang kini menjadi kantornya.

"Dia [Erdogan] adalah pemimpin partai politik yang mampu mempertahankan kekuasaannya selama 21 tahun," katanya - lebih lama dari siapapun bahkan pendiri Turki, Kemal Ataturk.

"Terlepas dari semua persoalan - ekonomi, sosial, dan bencana gempa - dia sangat paham bagaimana berpolitik, dan menggunakan semua instrumen negara untuk meraih kemenangan."

Presiden Erdogan dan partainya, Partai Pembangunan dan Keadilan (AK), tentu akan terbantu dengan media di Turki yang sudah dikuasai. Pemerintah mengendalikan 90% media nasional, menurut kelompok kemerdekaan pers, Reporters without Borders.

Apa yang terjadi di sini memiliki dampak di negara-negara tetangga. Turki adalah negara kelas berat regional, yang menghadapi negara-negara Timur dan Barat. Negeri jiran dan sekutu Nato akan mengawasi dengan seksama.

Banyak analis percaya bahwa kontestasi akan berlangsung dua putaran pada 28 Mei karena kemungkinan tidak ada calon yang bisa memperoleh suara 50% pada putaran pertama.

Kembali ke pemakaman, perubahan tidak bisa datang dengan cepat buat Fethiye, yang terluka oleh kenangan saat mengeluarkan putranya yang meninggal dari reruntuhan - dengan tangan kosong, dan hanya kerabatnya yang bisa menolongnya.

"Turki sudah tamat," katanya. "Kalau Erdogan pergi, Turki akan bangkit."

Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved