Minggu, 5 Oktober 2025

Pemilu Turki: Gelombang kemarahan warga ke Erdogan atas lambannya penanganan bencana gempa

Di antara puing bekas gempa, sejumlah warga Turki menyalahkan presiden, sementara yang lain mengatakan pada BBC bahwa bencana ini…

Ibrahim pergi melanjutkan aktivitasnya, tapi terdapat dua perempuan di seberang jalan - Gozde Burgac, 29 tahun dan bibinya Suheyla Kilic, 50 tahun. Mereka berdua adalah aktris.

Gozde punya tato di lengannya bertulis - "Hidup itu indah" dalam bahasa Prancis. Di tengah puing-puing berserakan, tulisan itu terbaca seperti ejekan.

Mereka datang ke lokasi itu untuk memberi makan kucing-kucing liar, sebuah tradisi Turki yang bertahan bahkan di masa-masa sulit. Dan mereka sempat menguping cerita Ibrahim yang sulit dipercaya dan pedih.

"Apa yang baru kami dengar benar-benar membuat saya tersinggung karena tak ada yang membantu kami dengan cara apapun," kata Gozde, hampir menangis.

"Apakah kami ini berasal dari alam semesta yang berbeda, atau dia [Ibrahim]? Apa yang ia katakan tentang Erdogan jelas tidak benar. Ini kesalahannya. Pemerintah adalah pihak yang berkewajiban membantu kami, tapi tak ada satupun yang hadir.

"Dengan daya dan upaya kami, dengan cara kami sendiri, kami berusaha menghubungi keluarga kami pada jam-jam pertama setelah gempa. Kami menemukan mayat mereka beberapa jam kemudian, beberapa hari kemudian."

Gozde mengatakan para pejabat dari kantor kepresidenan pernah muncul sekali, saat saudara iparnya berhasil dibawa keluar dari reruntuhan hidup-hidup.

Dia mengatakan, saudaranya itu diselamatkan tim penyelamat dari Italia, sementara yang dilakukan pejabat pemerintah adalah "berpose di depan kamera, sehingga seragam mereka terlihat".

"Kemudian mereka pergi, dan tak ada lagi yang datang," katanya.

Perempuan-perempuan ini sekarang berkabung untuk tiga anggota keluarga mereka, dan untuk kehancuran kota mereka.

Akankah semua kematian dan kehancuran ini akan mengubah arah di hari pemilu nanti?

Jawabannya mungkin tidak.

Jajak pendapat diselenggarakan setelah gempa dan menunjukkan hanya sedikit penurunan dukungan bagi Presiden Erdogan, yang telah meminta maaf atas respon negara yang lamban. Dia juga menjanjikan program rekonstruksi yang ambisius - meskipun tidak masuk akal.

"Bencana gempa ini tidak akan berpengaruh bagi Erdogan," menurut analis politik yang berbasis di Istanbul, Can Selcuki. "Pemilu ini bukan tentang kinerja. Ini soal politik identitas. Mereka yang menginginkannya, akan tetap memilihnya apa pun yang terjadi."

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved