Eks PM Pakistan Imran Khan Bebas dengan Jaminan, Penahanannya Dinilai Ilegal
Mantan Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, dibebaskan dengan jaminan pada Jumat (12/5/2023).
Penulis:
Nuryanti
Editor:
bunga pradipta p
TRIBUNNEWS.COM - Mantan Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, telah dibebaskan pada Jumat (12/5/2023) malam.
Pengadilan Pakistan memerintahkan pembebasan Imran Khan dengan jaminan selama dua minggu.
Imran Khan sebelumnya ditangkap dalam kasus penipuan tanah, yang memicu protes mematikan dan perselisihan dengan militer.
Penangkapan Imran Khan yang oleh Mahkamah Agung diputuskan 'tidak sah dan melanggar hukum', telah memicu ketidakstabilan di negara itu.
Imran Khan mengatakan, pengadilan adalah satu-satunya perlindungan Pakistan terhadap 'hukum rimba'.
"Saya harus mengatakan saya mengharapkan ini dari peradilan kita, karena satu-satunya harapan yang tersisa sekarang, satu-satunya garis tipis antara republik pisang dan demokrasi adalah peradilan," ujarnya kepada wartawan di gedung pengadilan, Jumat, dilansir Reuters.
Dibebaskan dengan Jaminan
Imran Khan yang merupakan Perdana Menteri Pakistan dari 2018 hingga 2022, kembali ke pengadilan setelah penangkapannya atas tuduhan korupsi, Selasa (9/5/2023).
Penangkapan Imran Khan memicu kekerasan di seluruh negeri yang menyebabkan sedikitnya 10 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka.
Mahkamah Agung Pakistan memutuskan pada Kamis (11/5/2023) bahwa penangkapan itu melanggar hukum dan memerintahkan pembebasannya dari tahanan.
Kemudian, Pengadilan Tinggi Islamabad (pengadilan yang lebih rendah) diminta untuk mempertimbangkan kembali keputusan awalnya yang mendukung penangkapan tersebut.
"Mereka tidak punya alasan untuk menangkap saya, mereka menculik saya," ucap Imran Khan, Jumat, seperti diberitakan Sky News.
“Pertama kali mereka menunjukkan kepada saya surat perintah penangkapan di dalam penjara."
"Itu terjadi di hukum rimba, militer menculik saya. Di mana polisi? Di mana hukum? Itu hukum rimba."
"Sepertinya ada darurat militer dinyatakan di sini," papar Imran Khan.
Baca juga: Mahkamah Agung Pakistan: Penangkapan Eks PM Imran Khan Tidak Sah

Imran Khan Meninggalkan Pengadilan
Dikutip dari BBC, Imran Khan meninggalkan gedung pengadilan di Islamabad, sehari setelah Mahkamah Agung memutuskan penangkapan dramatisnya atas tuduhan korupsi adalah ilegal.
Pada Jumat malam, pihak Imran Khan mengatakan dia sedang menuju kota Lahore, Pakistan.
Hakim memberikan jaminan perlindungan kepada Imran Khan, yang berarti dia tidak dapat ditangkap kembali atas tuduhan tersebut selama dua minggu.
Pengadilan juga memerintahkan Imran Khan tidak dapat ditahan atas tuduhan apa pun yang diajukan setelah Selasa lalu hingga 17 Mei 2023.
Baca juga: Reaksi Dunia atas Penangkapan Mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan
Terlepas dari putusan tersebut, tuduhan korupsi terhadap Imran Khan masih berlaku.
"Pemimpin partai terbesar di negara itu diculik, diculik dari pengadilan tinggi, dan di depan seluruh bangsa," ucap Imran Khan di gedung pengadilan, Jumat.
"Mereka memperlakukan saya seperti seorang teroris, ini harus mendapat reaksi," sambungnya.
Sebagai informasi, Imran Khan ditangkap pada hari Selasa ketika dia tiba di sebuah gedung pengadilan di Islamabad.
Namun, Imran Khan mengaku tidak bersalah atas dakwaan tersebut ketika seorang hakim secara resmi mendakwa dia dengan korupsi.
Para pejabat mengatakan, Imran Khan secara tidak sah menjual hadiah negara selama masa jabatannya sebagai perdana menteri, dalam kasus yang diajukan oleh Komisi Pemilihan Pakistan.
Kisah dramatis itu secara signifikan meningkatkan ketegangan antara Imran Khan dan militer Pakistan yang kuat.
Baca juga: 500 Pendukung Imran Khan Serang Rumah PM Shehbaz Sharif di Lahore dan London

Banyak analis percaya kemenangan pemilihan Imran Khan pada 2018 terjadi dengan bantuan militer.
Namun, hal tersebut telah dibantah oleh kedua belah pihak.
Kemudian, Imran Khan berselisih dengan tentara.
Setelah serangkaian pembelotan, dan di tengah meningkatnya krisis ekonomi, dia kehilangan mayoritasnya di parlemen.
Sejak digulingkan kurang dari empat tahun dalam masa jabatannya, Imran Khan menjadi seorang kritikus militer yang paling vokal.
Para analis pun mengatakan popularitas tentara telah turun.
Baca juga: Aksi Protes Terjadi di Sejumlah Kota di Pakistan Buntut Penangkapan Mantan PM Imran Khan
Partai PTI-nya mengatakan tuduhan terhadap Imran Khan yang terkait dengan hadiah yang diberikan kepadanya oleh para pemimpin asing saat dia menjabat sebagai perdana menteri, bermotivasi politik.
Penangkapannya yang dramatis di luar gedung pengadilan pada hari Selasa juga memicu kemarahan di antara para pendukung Imran Khan.
Sedikitnya 10 orang tewas dan sekitar 2.000 orang ditangkap saat kerusuhan melanda Pakistan.
Protes itu termasuk penyerangan ke kediaman komandan militer di Lahore, yang dibakar.
Sementara, kekerasan pada minggu ini mereda setelah tentara dikerahkan di Islamabad dan daerah lain, seperti Punjab dan Khyber Pakhtunkhwa.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.