Jumat, 3 Oktober 2025
Deutsche Welle

Mahkamah Agung Pakistan: Penangkapan Eks PM Imran Khan Tidak Sah

Mahkamah Agung Pakistan menyatakan penangkapan eks Perdana Menteri Imran Khan tidak sah. Namun, Khan bakal tetap diawasi pihak kepolisian.

Mahkamah Agung Pakistan pada Kamis (11/05) menyatakan penangkapan mantan Perdana Menteri (PM) Imran Khan tidak sah, dua hari setelah penahanannya memicu bentrokan mematikan hingga protes besar-besaran di seluruh negeri.

Khan diperintahkan untuk tetap menjadi tahanan di bawah perlindungan polisi demi kesalamatannya hingga Jumat (12/05). Dia akan hadir ke persidangan, tempat dirinya ditahan pada awal pekan ini.

"Penangkapan Anda tidak sah, sehingga seluruh prosesnya harus dibatalkan," kata Ketua Mahkamah Agung Umar Ata Bandial kepada Khan dalam persidangan di Islamabad.

Sejak digulingkan dari pemerintahan April lalu, Khan melancarkan kampanye yang bergejolak atas pemilihan umum yang cepat dan melontarkan kritik yang belum pernah ada sebelumnya kepada para pemimpin Pakistan hingga elit militer yang berkuasa. Bahkan Khan menuduh mereka merencanakan pembunuhan terhadapnya pada November lalu yang menyebabkan dirinya ditembak di kaki.

Sementara itu, Khan sendiri terjerat dalam banyak kasus hukum, hal yang sering terjadi pada tokoh oposisi di Pakistan. Keelompok hak asasi manusia menyebut pengadilan dijadikan tempat untuk membungkam perbedaan pendapat.

Mantan bintang kriket ini, yang dikepung oleh puluhan pasukan paramiliter pada Selasa (09/05) dan dipaksa masuk dalam tahanan atas tuduhan korupsi di Pengadilan Tinggi Islamabad, menyebut bahwa dirinya telah "diperlakukan layaknya seorang teroris".

Penangkapan tidak boleh dilakukan di tempat pengadilan, kata Ketua MA Bandial, Kamis (12/05).

Khan yang berusia 70 tahun, diminta untuk kembali ke markas kepolisian tempat di mana dia diasingkan selama 48 jam terakhir dengan syarat harus diberlakukan sebagai "residen".

"Kami mengusulkan Kepolisian Islamabad harus menjamin keamanan, dan dia (Khan) akan memberikan daftar nama kerabat dan pengacara yang dapat menemuinya di markas besar polisi," kata Bandial, menolak permintaan Khan untuk dikembalikan ke rumah kebunnya di pinggiran Islamabad.

"Kami akan menangkapnya kembali," kata Menteri Dalam Negeri Rana Sanaullah kepada Dunya TV, dalam sebuah pengakuan dendam soal pemerintah dan Khan.

"Jika dia mendapat jaminan dari Pengadilan Tinggi besok, kami akan menunggu pembatalan jaminan dan menangkapnya kembali."

Gas air mata dan meriam air

Kelompok kecil pendukung menari di jalanan usai mendengar berita penahanan Khan dibatalkan. Di Lahore, polisi menembakkan gas air mata ke arah kerumunan orang yang bersorak menyambut putusan tersebut.

Namun, dengan sejumlah kasus yang menimpanya, Khan "masih harus menempuh jalan panjang," kata analis Imtiaz Gul kepada AFP.

"Ini merupakan bantuan yang pas, mungkin bagian dari upaya untuk meredakan situasi yang meledak dan menurunkan ketegangan," kata dia.

"Jaring laba-laba kasus kriminal Khan menjeratnya, sehingga Khan dilumpuhkan dari politik aktif" menjelang pemilihan umum yang bakal diadakan pada Oktober mendatang, jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Deutsche Welle
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved