Konflik Rusia Vs Ukraina
Cegah Ukraina Serang Wilayah Rusia, Scholz akan Awasi Penggunaan Senjata Jerman
Kanselir Jerman Scholz akan awasi penggunaan senjata Jerman di Ukraina agar tak menyerang wilayah Rusia. Jerman tak ingin NATO terseret perang Rusia.
TRIBUNNEWS.COM - Kanselir Jerman, Olaf Scholz mengatakan pihaknya akan mengawasi senjata dari Jerman yang digunakan di Ukraina.
Scholz berjanji akan memonitor penggunaan bantuan senjata Jerman agar Ukraina tidak menyerang wilayah Rusia.
Hal ini demi mencegah eskalasi antara NATO dan Rusia.
"Berlin tidak bermakasud mengambil langkah sepihak dalam hal pasokan senjata ke Ukraina, dengan alasan mencegah eskalasi antara NATO dan Rusia," kata Scholz pada warga Jerman di kota Bendorf di Rhineland-Palatinate, Senin (1/5/2023), dikutip dari RIA Novosti.
Ia menekankan, Ukraina tidak boleh menggunakan senjata yang diterima dari Barat untuk menyerang wilayah Rusia.
Baca juga: Rusia Klaim Lumpuhkan Amunisi Ukraina di Pavlograd, Serangan Musim Semi ke Zaporozhye Bakal Mandul
"Penting bahwa senjata yang dapat digunakan Ukraina untuk mempertahankan diri tidak digunakan untuk menyerang wilayah Rusia," kata Scholz.
Scholz mengatakan, sebelumnya Jerman telah mengajukan syarat kepada Ukraina ketika memutuskan mengirim pasokan senjata.
Jerman mensyaratkan agar tidak ada langkah sepihak, tapi harus sesuasi dengan mitra.
Menurut Scholz, Jerman akan terus mematuhi kebijakan ini di masa mendatang.

Baca juga: Gedung Putih Prediksi 20.000 Tentara Rusia Tewas dalam 5 Bulan Pertempuran di Ukraina
Bantuan Senjata Jerman di Ukraina
Jerman mengirim sejumlah bantuan militer berupa senjata, kendaraan militer, hingga keuangan.
Untuk senjata, Jerman mengirim lusinan senjata anti-pesawat self-propelled Gepard, sistem rudal Iris-T, howitzer, dan jutaan amunisi.
Industri Pertahanan Jerman mengatakan siap untuk meningkatkan produksinya, termasuk senjata dan amunisi, dikutip dari AP News.
Namun, mereka membutuhkan daftar senjata dan bantuan yang dibutuhkan oleh Ukraina.
Sebelum Jerman mengirim bantuan ke Ukraina, ribuan warga Jerman telah melakukan protes di Berlin pada 26 Februari 2023 karena Jerman akan memasok senjata ke Ukraina.
Polisi mengatakan, sekira 13.000 orang ikut serta dalam unjuk rasa di Gerbang Brandenburg yang ikonoik di Berlin.
Warga Jerman menyerukan pembicaraan damai untuk mengakhiri perang dan mencegah Jerman terseret dalam perang.

Baca juga: Rudal Rusia Hantam Fasilitas Militer Ukraina selama 24 Jam, Kremlin: Misi Tercapai
Sebelum Rusia menginvasi pada 24 Februari 2022, Jerman menawarkan Ukraina 5.000 helm setelah Zelensky memohon senjata untuk melawan kemungkinan invasi.
Partai Hijau pimpinan Habeck telah mendukung pengiriman senjata ke Ukraina, sementara SPD pimpinan Scholz lebih berhati-hati.
Jerman sekarang menjadi salah satu pendukung militer terpenting Ukraina setelah menghadapi kritik internasional karena keengganannya mengirim senjata ke Kyiv.
Pada awal April 2023, Jerman mengirim 18 Leopard 2, yang dianggap sebagai salah satu senjata barat paling kuat.
Pada Januari 2023, Scholz mengatakan ia berhak menunda pengiriman tank Leopard sampai AS juga berjanji akan mengirim tank M1-Abrams ke Ukraina, dikutip dari The Telegraph.

Bantuan Finansial Jerman ke Ukraina
Pemerintah Jerman telah setuju untuk mengirim tambahan dukungan militer senilai 12 miliar euro ($13 miliar) ke Ukraina.
Komite Anggaran Bundestag Jerman memberi lampu hijau pada 29 Maret untuk pengeluaran yang tidak dianggarkan.
Pendanaan tambahan termasuk 3,2 miliar euro yang akan dicairkan pada tahun 2023 dan jalur kredit untuk periode antara 2024-2032 sekira 8,8 miliar euro.
"Dengan uang itu, Ukraina dapat langsung membeli persenjataan dengan dukungan pemerintah Jerman," kata tiga politisi yang mewakili pemerintah koalisi di komite itu dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters.
Sejak dimulainya invasi Rusia, pemerintah Jerman telah menyediakan lebih dari 14,2 miliar euro untuk mendukung Ukraina, menurut kantor luar negeri.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.