Lampaui China, PBB Sebut Populasi India Terbesar di Dunia, Capai Lebih dari 1,4 Miliar pada 2023
Populasi India jadi yang terbesar di dunia dan melampaui China. Populasi India mencapai 1,4 miliar pada April 2023 dan terus tumbuh, menurut data PBB.
TRIBUNNEWS.COM - Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) memperkirakan populasi India akan mencapai 1.425.775.850 orang pada April 2023, yang kemudian akan melampaui populasi China.
Pada tahun 2023, populasi India diperkirakan akan mencapai 1.429.000.000, melampaui China di angka 1.426.000.000.
Tiga negara lainnya adalah Amerika Serikat (340 juta), Indonesia (278 juta), dan Pakistan (240 juta), yang juga diproyeksikan pada tahun 2023.
Berbeda dengan India, populasi China mencapai puncaknya baru-baru ini, setelah turun selama tahun 2022.
Proyeksi PBB menunjukkan jumlah populasi China akan terus turun dan bisa turun di bawah 1 miliar sebelum akhir abad ini.
Sementara populasi India diperkirakan akan terus naik dan menjadi negara terpadat pada tahun 2050, yang berada di angka 1.670.000.000, dikutip dari data PBB.
Baca juga: India Jadi Negara dengan Populasi Terbanyak Kalahkan China, Pakar Ungkap Bagaimana Memanfaatkannya
Pada tahun 1971, China dan India memiliki tingkat kesuburan total yang hampir sama, dengan hanya di bawah 6 kelahiran per wanita seumur hidup.
Kesuburan di China turun tajam menjadi kurang dari 3 kelahiran per wanita pada akhir tahun 1970-an.
Sebaliknya, penurunan kesuburan di India lebih bertahap.
India membutuhkan tiga setengah dekade untuk mengalami penurunan kesuburan yang sama yang terjadi di China dalam waktu tujuh tahun di tahun 1970-an.
Selama paruh kedua abad ke-20, kedua negara melakukan upaya bersama untuk mengekang pertumbuhan penduduk yang pesat melalui kebijakan.

Baca juga: 24.000 Orang di India Tewas akibat Gelombang Panas Sejak 1992, Durasi Panas Diprediksi Naik di 2060
India dan China Tekan Pertumbuhan Populasi
Pada tahun 1970-an, China mengeluarkan kebijakan "lebih lama, lebih sedikit" untuk mendorong pernikahan lebih lambat, jarak kelahiran yang lebih lama, dan jumlah anak yang lebih sedikit.
Pada tahun 1980 hingga 2015, China menerapkan kebijakan "satu anak", yang menekan demografi populasi lebih ketat.
Kebijakan "satu anak" ini diimbangi dengan investasi sumber daya manusia, perubahan peran perempuan, dan lain-lain.
Sementara itu, India juga menekan pertumbuhan populasi dengan program Kesejahteraan Keluarga Nasional pada tahun 1950-an.
Namun, India sebagai negara federal memiliki wewenang dan dampak yang berbeda di setiap negara bagiannya.
Di negara bagian Kerala dan Tamil Nadu, penurunan populasinya lebih cepat karena pemerintahnya menekankan pembangunan sosio-ekonomi dan pemberdayaan perempuan.
Sementara di negara bagian yang berinvestasi sedikit dalam sumber daya manusia, mengalami penurunan populasi yang lebih lambat.

Baca juga: Gelombang Panas di Asia, Suhu Udara Capai 45 Derajat Celsius di Thailand, India, Myanmar
Jumlah Lansia akan Melonjak di China dan India
Menurut perkiraan PBB, jumlah orang lanjut usia (lansia) berkembang pesat di China dan India.
Pertumbuhan ini terkait dengan meningkatnya jumlah kelahiran sekitar pertengahan abad lalu.
Orang-orang yang lahir pada periode itu akan mencapai usia yang lebih tua dan kemungkinan bertahan hidup lebih lama karena penurunan risiko kematian.
Antara tahun 2023 dan 2050, jumlah orang berusia 65 tahun atau lebih diperkirakan akan meningkat hampir dua kali lipat di Cina dan lebih dari dua kali lipat di India.
Pada tahun 2040, orang berusia 65 tahun ke atas di China akan melebihi jumlah orang yang berusia di bawah 25 tahun.
Pada tahun 2050, lansia di China dapat mencapai 30 persen dari total populasi.
Di India, rasio orang yang lebih tua dibandingkan usia kerja diperkirakan akan tetap lebih rendah daripada di China, yang mencerminkan laju penuaan penduduk yang lebih lambat di India.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.