Sabtu, 4 Oktober 2025

Korea Selatan bisa punya peran kunci dalam Perang Rusia-Ukraina

Tekanan dari kekuatan Barat terhadap Korea Selatan untuk memasok senjata secara langsung ke Ukraina semakin meningkat. Namun, hal…

Seorang pejabat senior dari Kantor Kepresidenan Korea Selatan mengatakan kepada wartawan di Washington bahwa para presiden tidak membahas masalah bantuan militer ke Ukraina selama KTT, meskipun dia juga mengatakan "masalah Ukraina disebutkan secara singkat".

Namun, para ahli sepakat bahwa tekanan tersebut kemungkinan akan berlanjut.

Korea Selatan sejauh ini hanya memberikan bantuan kemanusiaan dan ekonomi ke Kyiv, mengirimkan masker gas, rompi antipeluru, dan pasokan medis.

Negara itu telah mengambil sikap tegas untuk tidak memberikan secara langsung bantuan yang sifatnya mematikan.

Sikap ini merupakan bentuk kepatuhan terhadap undang-undang nasional yang melarang negara mengirim peralatan militer ke negara-negara yang sedang berperang.

Sebagian disebabkan situasi geopolitik yang kompleks, di mana Korea Selatan harus menjaga hubungan dengan tetangganya yang kuat, China dan Rusia, karena perubahan sedikit saja bisa menghancurkan segalanya.

Rusia mengekspor banyak minyak mentah dan gas ke Korea Selatan (yang belakangan tidak terkena sanksi energi), dan juga dapat menawarkan pengaruh yang berharga atas Korea Utara.

"Bahkan untuk negara normal, sulit untuk memihak salah satu pihak dalam perang yang terbagi secara ideologis. Namun, untuk negara yang terpecah seperti Korea, melakukan itu adalah hal gila," kata Kim Dong-yup, seorang profesor di University of North Korean Studies, di Seoul kepada BBC.

“Dalam diplomasi, Anda memerlukan otonomi strategis daripada ambiguitas strategis atau kepastian strategis. Dan memberikan senjata mematikan kepada pihak yang bertikai berarti melepaskan fleksibilitas itu – yang merupakan kesalahan besar.”

Faktanya, ketika Presiden Yoon memberi isyarat dalam wawancara baru-baru ini dengan Reuters bahwa negaranya akan memberi bantuan militer, Rusia tidak menunggu lama untuk mengeluarkan peringatan.

Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev, salah satu sekutu terdekat Presiden Vladimir Putin, mengatakan di saluran Telegram-nya:

"Saya ingin tahu apa yang akan dikatakan orang-orang di negara itu ketika mereka melihat senjata terbaru Rusia di tangan tetangga terdekat mereka - mitra kami di DPRK [Korea Utara]? Seperti yang mereka katakan, itulah imbalannya."

Di tengah ketegangan, Korea Selatan mungkin telah mengubah posisinya dalam mempersenjatai Ukraina, meski secara diam-diam.

Negara itu menandatangani perjanjian ekspor militer terbesarnya dengan Polandia tahun lalu untuk pasokan tank dan jet tempur.

Halaman
123
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved