Sabtu, 4 Oktober 2025

Kematian Moonbin menambah spekulasi soal tekanan berat industri K-pop

Kematian bintang K-pop, Moonbin, mengejutkan banyak penggemar di seluruh dunia sekaligus menambah spekulasi mengenai tekanan berat…

Sebuah survei yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Korea Selatan pada 2021 menunjukkan bahwa aktor, model, dan penyanyi merupakan pekerjaan yang masuk 10 teratas pilihan murid-murid SD.

Agar dapat menjadi bintang K-pop, kebanyakan orang harus melalui masa pelatihan yang melelahkan.

Seringkali sebagian besar dari mereka akan hilang kontak dengan teman dan rekan mereka, dan ini bisa berlangsung selama bertahun-tahun.

Baca juga:

Sisi lain K-pop yang tidak glamor

Meskipun Moonbin pernah menjadi aktor cilik dalam serial drama Korea populer Boys Over Flowers saat berusia 11 tahun, ia masih harus berlatih selama delapan tahun sebelum debut sebagai anggota Astro.

Adik perempuannya, Moon Sua, yang juga merupakan penyanyi K-pop yang bergabung dalam girl band Korea Billlie, menghabiskan 12 tahun untuk pelatihan.

Setelah melewati beberapa babak seleksi yang intensif, hanya segelintir peserta pelatihan yang berhasil naik ke panggung. Yang menantikan mereka adalah sebuah industri yang sudah dibanjiri bintang.

Kendali dari agensi hiburan dan budaya penggemar adalah dua kontributor utama terhadap stres besar yang dihadapi bintang Korea, kata Schwartz.

Dulu, merupakan hal lumrah bagi bintang baru untuk terikat dengan kontrak kerja yang disebut ‘kontrak perbudakan‘, yakni sebuah kesepakatan eksklusif berdurasi panjang dengan sedikit kendali atas jadwal atau bayaran mereka.

Baca juga:

Meski sejumlah bintang K-pop berhasil keluar dari kontrak-kontrak tidak masuk akal dalam beberapa tahun terakhir, Schwartz merasa hubungan antara pihak bintang dan agensi telah banyak berubah.

“Bintang K-pop memiliki kendali lebih besar, dalam arti mereka sudah tidak terlalu dikekang,“ kata Schwartz. “Keadaan sudah berubah, tetapi saya tidak bisa sebut [keadaan] sudah membaik.“

Antusiasme dari para penggemar, yang diperkuat oleh iklim media sosial yang sangat aktif di negara itu, terkadang bisa menjadi pisau bermata dua.

“Mereka [para penggemar] memperhatikan setiap gerak-gerik [bintang], mereka mengomentari rambut mereka,“ jelas Schwartz. “ "Sungguh gila bagaimana mereka menempatkan orang-orang ini di bawah mikroskop."

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved