Melihat gerhana matahari hibrida di Maluku, Bandung, hingga Bali - bagaimana fenomena langka ini bisa terjadi?
Gerhana matahari hibrida telah berlangsung di Indonesia. Masyarakat di beberapa wilayah di Timur Indonesia menyaksikan gerhana total,…
“Jadi pada saat gerhana matahari total, kita bisa melihat bintang maupun planet yang tidak dapat kita saksikan saat siang hari karena biasanya kan bintang atau planet-planet itu hanya disaksikan ketika setelah matahari terbenam hingga sebelum matahari terbit.
“Nah, karena ada fenomena gerhana ini, bintang dan planet pun dapat disaksikan saat siang hari saat terjadi gerhana,” kata Andi kepada BBC News Indonesia.
Seberapa langka fenomena ini?
Gerhana matahari sebenarnya terjadi setidaknya satu kali dalam setahun, lokasinya selalu berpindah-pindah. Namun, khusus gerhana matahari hibrida, biasanya butuh waktu lama untuk terjadi lagi di wilayah yang sama.
Sebelum tahun 2023, gerhana matahari hibrida ini terakhir kali terjadi di wilayah yang sama pada abad ke-19 dan abad ke-20.
Jika Anda melewatkan fenomena ini pada 20 April mendatang, jangan khawatir, Anda bisa mengamatinya lagi pada tahun 2049.
Jika itu pun terlewat, sayang sekali, gerhana matahari hibrida diperkirakan tidak akan terjadi lagi sampai nanti di abad ke-23.
“Jadi, masing-masing wilayah itu tidak akan mengalami gerhana matahari hingga waktu yang lebih lama lagi, kecuali kalau untuk gerhana matahari total saja atau gerhana matahari cincin saja. Itu secara rata-rata bisa terjadi antara 3 sampai 4 tahun sekali.
“Nah, untuk gerhana matahari yang terdekat nanti ada di tahun 2027 dan 2031 itu pun juga sebagian,” Andi menjelaskan.
Bagaimana cara mengamati gerhana?
Masyarakat dapat mengamati gerhana matahari bila langit cerah di tempat yang lapang dan tidak ada penghalang, seperti di lapangan atau di atas bukit.
Avivah Yamani dari Langit Selatan mewanti-wanti untuk tidak melihat matahari secara langsung, tapi menggunakan filter untuk menyaring 99,99% cahaya matahari supaya tidak membutakan mata.
Masyarakat bisa menggunakan teropong yang sudah dilapisi filter matahari atau kacamata gerhana.
“Tapi kalau pada saat gerhana matahari totalnya sedang terjadi, ketika bulan benar benar menutupi matahari, kita enggak perlu pakai filter. Kita bisa lihat dengan mata kita, tapi juga harus hati hati karena kita harus tahu timing ketika bulan meninggalkan matahari supaya kita bisa langsung menggunakan lagi kacamata gerhana yang dilapisi dengan filter,” kata Avivah.
Kalau Anda tidak punya kacamata gerhana, Anda bisa menggunakan alat yang lebih sederhana seperti kamera lubang jarum (pinhole camera).
Cara yang lebih sederhana lagi ialah melihat bayangan matahari dari balik dedaunan pohon yang rimbun, atau saringan memasak yang memiliki lubang-lubang kecil.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.