Jumat, 3 Oktober 2025

Militer China berlatih pengepungan Taiwan, sebagai 'tanggapan' kunjungan Tsai Ing-wen ke AS

Latihan militer dimulai beberapa jam setelah Presiden Tsai Ing-wen kembali dari perjalanan ke AS.

Tentara China memulai latihan pengepungan Taiwan selama tiga hari latihan militer.

Beijing - yang memandang Taiwan sebagai provinsi milik China yang memisahkan diri - menyebut operasi tersebut sebagai "peringatan keras" kepada pemerintah pulau itu.

Latihan dimulai beberapa jam setelah Presiden Tsai Ing-wen kembali dari perjalanan ke Amerika Serikat.

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan 42 pesawat militer China dan delapan kapal telah melintasi garis median Selat Taiwan.

Garis tersebut adalah garis pemisah tidak resmi antara wilayah China dan Taiwan.

Media pemerintah China mengatakan latihan militer akan "secara bersamaan mengatur patroli dan kemajuan [pasukan] di sekitar pulau Taiwan, membentuk postur pengepungan dan pencegahan yang menyeluruh".

Mereka menambahkan bahwa "artileri roket jarak jauh, kapal penghancur, kapal rudal, pesawat tempur angkatan udara, pengebom, pengacak sinyal, dan refueller" semuanya telah dikerahkan oleh militer China.

Taiwan menganggap dirinya sebagai negara berdaulat, dengan konstitusi dan pemimpinnya sendiri.

Namun China memandang pulau tersebut sebagai provinsi yang memisahkan diri, dan pada akhirnya akan dibawa di bawah kendali Beijing — dengan paksa bila perlu.

Presiden China Xi Jinping mengatakan "penyatuan kembali" dengan Taiwan "harus diwujudkan".

Meskipun China sering mengadakan latihan militer di sekitar Taiwan, "pengepungan" kali ini dipandang sebagai tanggapan terhadap pertemuan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy pada hari Rabu (05/04).

Presiden Tsai mengatakan pada hari Sabtu (08/04) bahwa pemerintahnya akan terus bekerja dengan AS dan negara-negara demokrasi lainnya saat Taiwan menghadapi "ekspansionisme otoriter yang berkelanjutan" dari China.

Komentar itu ia ucapkan dalam pertemuan dengan delegasi kongres AS di Taipei yang dipimpin oleh ketua komite urusan luar negeri DPR AS Michael McCaul.

McCaul mengatakan Washington sedang mengusahakan untuk memasok senjata ke Taiwan, "bukan untuk perang, tetapi untuk perdamaian".

Halaman
12
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved