Senin, 6 Oktober 2025

Dukun pengganda uang Tohari alias Mbah Slamet habisi 12 korban, bagaimana agar kasus serupa tidak terulang?

Penipuan mengatasnamakan penggandaan uang mempunyai pola sejenis, yakni mengaku diri sebagai kyai, mbah, atau eyang yang 'menggunakan ilmu pesugihan

Sosiolog dari Universitas Indonesia, Imam Prasodjo, menilai kepolisian harus lebih cepat mendeteksi praktik-praktik kejahatan berkedok penggandaan uang untuk mencegah kasus 'dukun di Banjarnegara' terulang di masa mendatang.

Sebab, fenomena mistis atau klenik di Indonesia "relatif tebal" dan butuh "waktu yang panjang" untuk mendidik masyarakat agar berpikir rasional sehingga tidak mudah tertipu.

Sementara, kriminolog dari Universitas Indonesia, Josias Simon, mengatakan model kejahatan berlatar 'budaya' cukup banyak terjadi. Para pelaku biasanya menggunakan pola yang sama.

Adapun Kapolres Banjarnegara, Hendri Yulianto, mengimbau masyarakat agar berhati-hati dan jangan gampang percaya dengan janji orang atau pihak yang mengeklaim bisa menggandakan uang dengan cara instan.

'Pola dan menarget korban yang sama'

Kriminolog dari Universitas Indonesia, Josias Simon, mengatakan penipuan mengatasnamakan penggandaan uang mempunyai pola sejenis.

Yakni mengaku diri sebagai kyai, mbah, atau eyang yang 'menggunakan ilmu pesugihan putih' untuk membantu menggandakan modal usaha ataupun membantu yang sedang terlilit utang/keterpukuran ekonomi.

Untuk meyakinkan calon korban, pelaku biasanya menambahkan foto uang bergepok-gepok ditambah testimoni keberhasilan uang gaib tersebut.

Cara itu dipakai untuk memanipulasi korban agar terlihat berhasil dan akhirnya banyak yang tertarik.

Bagi orang-orang yang sedang terlilit utang atau ingin dapat uang dengan mudah, metode itu menggiurkan.

Di media sosial, kata Josias, iklan-iklan penggandaan uang berseliweran.

Kasus penipuan dan pembunuhan oleh 'dukun' yang bisa menggandakan uang sudah berulang kali terungkap.

  • Dukun Asep di Cianjur mengumbar bisa menggandakan uang. Pada tahun 2007 dia divonis mati oleh Pengadilan Negeri Rangkasbitung karena telah menghabisi nyawa delapan korbannya.
  • Dukun IS di Magelang juga mengklaim bisa menyembuhkan hinggga melipatgandakan uang. Pelaku melakukan aksinya pada tahun 2020 dan membunuh empat korbannya dengan memberikan minuman yang dicampur racun.
  • Abah Yanto di Gresik mengaku bisa menggandakan uang dengan ritual darah untuk sesajen.
  • Aki Wowon menjanjikan kekayaan dengan cepat. Korban Wowon mayoritas TKI di luar negeri dan saat mereka menagih janji itu justru dibunuh dengan cara diberi minuman beracun.

Mengapa banyak orang percaya?

Sosiolog dari Universitas Indonesia, Imam Prasodjo, menyebut ada beberapa hal mengapa masih ada orang yang percaya pada 'dukun' pengganda uang, meskipun secara rasional hal itu tidak mungkin.

Pertama, karena kepercayaan masyarakat Indonesia pada dunia supranatural masih tebal.

Kedua, adanya perilaku yang ingin cepat berhasil atau kaya dengan jalan pintas. Mereka ini, kata dia, gampang dimanfaatkan oleh orang-orang yang mengaku dirinya sebagai 'orang pintar' - tak peduli apa latar belakang mereka.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved