Dukun pengganda uang Tohari alias Mbah Slamet habisi 12 korban, bagaimana agar kasus serupa tidak terulang?
Penipuan mengatasnamakan penggandaan uang mempunyai pola sejenis, yakni mengaku diri sebagai kyai, mbah, atau eyang yang 'menggunakan ilmu pesugihan
"Jadi [fenomena dukun pengganda uang] ini menggambarkan perpaduan dunia mistis yang masih relati tebal dan desakan konsumerisme yang bergitu memborbardir sehingga orang jadi pragmatis, kepengen cari jalan pintas," imbuh Imam Prasodjo kepada BBC News Indonesia, Rabu (05/04).
Menurut dia, satu-satunya jalan untuk mencegah berulangnya kasus serupa terjadi lagi di masa mendatang dengan gerak cepat polisi mengendus praktik-praktik penipuan tersebut agar tidak merajalela.
Sebab butuh waktu untuk mendidik masyarakat agar lebih rasional pada ilmu klenik.
"Kalau menyasar masyarakat yang gampang percaya [dukun], harus ada strategi khusus seperti pemetaan dan edukasi."
"Tapi pelaku yang mengaku dukun ini, harus ditertibkan supaya tidak jatuh korban. Kalau mulai ada praktik-praktik yang terindikasi penipuan ditertibkan, ditangkap."
Berapa korban tewas terkait dukun Tohari atau Mbah Slamet?
Kepolisian sedang membuka posko pengaduan orang hilang untuk melacak identitas sebagian korban Tohari alias Mbah Slamet atau dukun pengganda uang di Banjarnegara, Jawa Tengah.
Sejauh ini polisi menemukan 12 jenazah yang dikubur di kebun milik Slamet di Desa Balun.
Tiga di antaranya telah teridentifikasi, namun sembilan lainnya sulit diidentifikasi lantaran hanya menyisakan tulang belulang.
Dugaan polisi, jasad-jasad itu sudah terpendam kira-kira enam bulan.
"Kita buat posko pengaduan masyarakat untuk data antemortem bagi yang merasa kehilangan keluarga," kata Kapolda Jawa Tengah, Ahmad Lutfhi di Mapolda Jateng, Rabu (05/04).
Para korban, sambung dia, berusia antara 25 sampai 50 tahun. Hasil identifikasi sementara tidak ditemukan adanya tanda kekerasan.
Di dalam liang mayat korban ditemukan botol air mineral. Berdasarkan pengakuan pelaku, mereka tewas setelah diberi racun potasium. Tapi untuk memastikan, polisi akan memeriksa di labfor.
"Di masing-masing liang ada botol. Pengakuan dari tersangka dia kasih potas," ujar Ahmad Lutfhi.
Baca juga:
- Mengapa pembunuhan berantai berlatar 'dukun yang bisa menggandakan uang' terulang kembali di Indonesia?
- Dukun penemu 'ramuan obat Covid' yang sempat dipromosikan Menkes Sri Lanka meninggal karena virus corona
Keluarga korban: 'Tetap saja dia berangkat karena mungkin terjerat utang'
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.