Sabtu, 4 Oktober 2025

Perampokan bank: Uang Rp209 miliar raib dari ATM dalam dua jam, Korea Utara dalangnya?

Para penjahat siber yang tampaknya bekerja untuk Korea Utara mampu menjarah ATM di 28 negara.

Menurut Singh, satu kelompok memiliki pengawas yang memantau transaksi ATM secara langsung di laptop.

Rekaman CCTV menunjukkan bahwa setiap kali kurir mencoba menyimpan sebagian uang tunai untuk dirinya sendiri, si pengawas akan mengetahuinya dan menamparnya dengan keras.

Dengan menggunakan rekaman CCTV serta data ponsel dari area-area di sekitar ATM, penyidik berhasil menangkap 18 tersangka dalam beberapa minggu setelah perampokan. Sebagian besar dari mereka sekarang mendekam di penjara, menunggu persidangan.

Singh mengatakan orang-orang ini bukanlah penjahat kelas kakap. Di antara mereka yang ditangkap adalah seorang pelayan, sopir, pembuat sepatu, bahkan memiliki gelar apoteker.

"Mereka adalah orang-orang yang baik," katanya.

Meski demikian, menurut Singh, orang-orang yang direkrut sebagai "pemeran figuran" ini tahu apa yang sebenarnya mereka lakukan ketika perampokan terjadi.

Tetapi apakah mereka tahu untuk siapa mereka bekerja?

Penyidik meyakini bahwa Korea Utara yang tertutup dan terisolasi berada di balik perampokan tersebut.

Korea Utara adalah salah satu negara termiskin di dunia, namun sebagian besar dari sumber dayanya yang terbatas dimanfaatkan untuk membangun senjata nuklir dan rudal balistik, yang dilarang oleh Dewan Keamanan PBB.

Akibatnya, PBB memberi sanksi berat kepada negara itu, sehingga perdagangannya pun menjadi sangat dibatasi.

Sejak berkuasa 11 tahun lalu, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un telah mengawasi kampanye pengujian senjata yang belum pernah terjadi sebelumnya, termasuk empat uji coba nuklir serta sejumlah upaya provokatif dengan menguji peluncuran rudal antarbenua.

Pihak berwenang AS meyakini pemerintah Korea Utara menggunakan sekelompok peretas elite untuk membobol bank dan lembaga keuangan di seluruh dunia untuk mencuri uang yang mereka butuhkan demi mempertahankan ekonomi serta membiayai proyek senjata mereka.

Para peretas itu, yang dijuluki Grup Lazarus, diyakini berasal dari unit yang dipimpin oleh badan intelijen militer Korea Utara yang kuat, yakni Biro Umum Pengintaian.

Pakar keamanan dunia maya menjuluki para peretas tersebut dengan nama tokoh Lazarus di Alkitab yang bangkit dari kematian. Pasalnya, begitu virus mereka masuk ke dalam jaringan komputer, mereka hampir mustahil untuk dimatikan.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved