Sabtu, 4 Oktober 2025

Gempa di Turki

Pencarian Korban Gempa Bumi Turki Terhambat Hujan Lebat dan Hawa Dingin

Saat gempa susulan berlanjut, tim penyelamat di beberapa daerah telah menggali puing-puing dengan tangan kosong untuk mencari korban selamat.

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
REUTERS/FOTO
Warga Turki berada di puing-puing bangunan di Hatay, Turki, usai gempa besar mengguncang negaranya. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, ANKARA - Tim penyelamat berjuang melawan hujan lebat dan salju saat mereka berpacu dengan waktu untuk menemukan korban selamat dari gempa yang mengguncang Turki.

Lebih dari 4.300 orang tewas dan 15.000 orang terluka di Turki dan di perbatasan Suriah ketika gempa terjadi pada Senin (6/2/2023).

Dikutip dari BBC, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan jumlah korban tewas kemungkinan meningkat karena tim penyelamat menemukan lebih banyak korban.

Tim penyelamat meningkatkan pencarian mereka untuk korban yang selamat hari ini, Selasa (7/2/2023).

Baca juga: 10 WNI Jadi Korban Luka Gempa Bumi di Turki, 1 Patah Tulang Punggung

Diketahui, gempa berkekuatan M 7,8 terjadi pada pukul 04:17 waktu setempat (01:17 GMT) pada Senin di kedalaman 17,9 kilometer (11 mil) di dekat kota Gaziantep, menurut Survei Geologi AS.

Seismolog mengatakan gempa itu adalah salah satu yang terbesar yang pernah tercatat di Turki, di mana sedikitnya 2.921 orang sekarang diketahui telah meninggal dunia. Para penyintas mengatakan butuh dua menit agar goncangan gempa bumi berhenti.

Getaran selanjutnya berkekuatan 7,5 SR dan pusat gempa berada di distrik Elbistan di provinsi Kahramanmaras.

Saat fajar menyingsing pada hari ini, lalu lintas macet di jalan raya utama ke kota Maras di Turki, dekat pusat gempa dan diyakini sebagai salah satu daerah yang paling parah terkena dampak. Mobil sesekali bergerak maju di jalanan yang basah.

Saat gempa susulan berlanjut, tim penyelamat di beberapa daerah telah menggali puing-puing dengan tangan kosong untuk mencari korban selamat.

Di kota Osmaniye, Turki, dekat pusat gempa, hujan deras menghambat tim penyelamat saat mereka menyingkirkan puing-puing untuk mencari korban selamat.

Aliran listrik mati di Osmaniye, di saat kota itu diselimuti hawa dingin dan hujan mulai turun.

Satu keluarga berkemah di jalan meskipun suhu sangat dingin, karena mereka takut gempa susulan akan menyebabkan bangunan lain runtuh. Setiap kali merasakan gempa susulan, keluarga itu bergerak mendekat ke tengah jalan.

Sementara seorang pemilik hotel di kota itu mengatakan, dari 14 tamu yang menginap pada Minggu (5/2/2023) malam, hanya tujuh orang yang ditemukan.

Negara-negara di seluruh dunia mengirimkan dukungan untuk membantu upaya penyelamatan, termasuk tim spesialis, anjing pelacak, dan peralatan.

Namun, gempa bumi telah menyebabkan kerusakan signifikan pada tiga bandara di Turki, yang menimbulkan tantangan bagi pengiriman bantuan.

Sedikitnya 1.400 orang kini dilaporkan tewas di Suriah, di mana jutaan pengungsi tinggal di kamp-kamp di perbatasan negara itu dengan Turki.

Menyusul permintaan bantuan internasional, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan 45 negara telah menawarkan dukungan.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) António Guterres menyerukan tanggapan internasional, dengan mengatakan banyak keluarga yang terkena bencana "sudah sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan di daerah-daerah di mana akses menjadi tantangan".

Uni Eropa mengirimkan tim pencarian dan penyelamatan ke Turki, sementara tim penyelamat dari Belanda dan Rumania sudah dalam perjalanan. Inggris mengatakan akan mengirim 76 spesialis, peralatan, dan anjing penyelamat.

Prancis, Jerman, Israel, dan AS juga telah berjanji untuk membantu. Presiden Rusia Vladimir Putin telah menawarkan bantuan kepada Turki dan Suriah, seperti halnya Iran.

Turki terletak di salah satu zona gempa paling aktif di dunia.

Pada 1999 gempa bumi menewaskan lebih dari 17.000 orang di barat laut Turki, sementara pada 1939 tercatat 33.000 orang tewas di provinsi timur Erzincan.

Gempa bumi pada Senin pagi yang kuat bahkan terasa hingga ke Siprus, Lebanon, dan Israel.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved