Jumat, 3 Oktober 2025

Populer Internasional: Suasana Natal di Ukraina - Pembunuh Berantai The Serpent Kembali ke Prancis

Rangkuman berita populer internasional, di antaranya suasana Natal di Ukraina tanpa gemerlap lampu warna-warni.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
Kolase Tribunnews/AFP
Rangkuman berita populer internasional, di antaranya suasana Natal di Ukraina tanpa gemerlap lampu warna-warni. 

TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.

Natal pertama di Ukraina di tengah peperangan, hanya ada lampu berwarna biru dan kuning sebagai tanda belasungkawa.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga menyampaikan pidatonya agar warganya bertahan menghadapi serangan Rusia saat Natal.

Sementara itu, seorang terpidana pembunuhan, Charles Sobhraj, kembali ke Perancis setelah hampir dua dekade berada di balik jeruji besi di Nepal.

Selengkapnya, berikut kumpulan berita populer internasional dalam 24 jam terakhir.

1. Ukraina Rayakan Natal Tanpa Gemerlap Lampu, Hanya Warna Redup Biru dan Kuning Tanda Belasungkawa

Baca juga: Rubel Digital Diluncurkan sebelum Akhir Tahun, Bank Rusia Siap Berinovasi

Tak seperti perayaan Natal di tahun sebelumnya, kali ini kawasan alun – alun Sophia Square di Kiev terlihat gelap gulita tanpa dihiasi gemerlap lampu dan pohon Natal besar.

Sebelum invasi Rusia menyerang Ukraina, puluhan ribu bola lampu menghiasi sudut pohon Natal setinggi 12 meter yang diletakan di tengah Sophia Square.

Tak hanya itu iringan alunan musik juga turut disetel untuk menyambut keceriaan masyarakat yang datang ke alun-alun.

Akan tetapi di tahun ini perayaan Natal disambut dengan air mata, akibat tragedi perang yang menewaskan jutaan warga Ukraina.

Gemerlap lampu yang biasa dipasang kini diganti dengan cahaya redup berwarna biru kuning sebagai bentuk belasungkawa masyarakat atas korban insiden perang.

Sang Wali Kota, Vitali Klitschko, menjelaskan bahwa pemasangan pohon Natal bersahaja yang diberinya nama “Pohon Tak Terkalahkan”, sengaja dipasang untuk merayakan perjuangan warga Ukraina dalam menghadapi serangkaian serangan militer Rusia yang telah menghancurkan sejumlah fasilitas umum dan infrastruktur energi.

BACA SELENGKAPNYA >>>

2. Zelenskyy Sampaikan Pesan Natal yang Menantang, Setelah Serangan Rusia

WASHINGTON, DC - 21 DESEMBER: Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berpidato di rapat gabungan Kongres di Kamar Dewan Capitol AS pada 21 Desember 2022 di Washington, DC. Dalam perjalanan pertamanya ke luar Ukraina sejak Rusia menginvasi, Zelensky bertemu dengan Presiden AS Joe Biden dan menguraikan permintaan Ukraina untuk melanjutkan bantuan militer. Menangkan
WASHINGTON, DC - 21 DESEMBER: Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berpidato di rapat gabungan Kongres di Kamar Dewan Capitol AS pada 21 Desember 2022 di Washington, DC. (McNamee/Getty Images/AFP)

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mendesak rakyatnya untuk bertahan menghadapi serangan Rusia saat negara itu merayakan  Natal.

Dalam pidatonya yang menantang pada Sabtu kemarin, ia mengatakan 'kebebasan datang dengan harga tinggi, namun perbudakan memiliki harga yang jauh lebih tinggi'.

Dikutip dari BBC, Minggu (25/12/2022), serangan rudal dan pesawat tak berawak Rusia telah menyebabkan jutaan warga Ukraina terpaksa hidup tanpa listrik, pemanas dan air mengalir.

"Pada Sabtu kemarin, serangan udara Rusia menewaskan 10 orang di kota Kherson selatan Ukraina," kata para pejabat.

Pihak berwenang setempat mengatakan 68 orang lainnya terluka dan meminta penduduk lokal untuk segera mendonorkan darah.

Zelenskyy menggambarkan Rusia sebagai 'negara teroris'dan menuduh pasukan Rusia 'membunuh demi intimidasi dan kesenangan'.

Dalam sebuah unggahan di media sosial, ia menunjukkan gambar jalanan yang dipenuhi mayat dan mobil yang terbakar.

"Dunia harus melihat dan memahami kejahatan absolut apa yang sedang kita lawan," kata Zelenskyy.

Kherson, satu-satunya ibu kota regional yang direbut Rusia sejak melancarkan invasi besar-besaran pada 24 Februari lalu, telah dibebaskan oleh Ukraina pada bulan lalu.

Sejak saat itu, kota itu sering menjadi sasaran pasukan Rusia yang ditempatkan di tepi kiri (Timur) sungai Dnipro.

Baca juga: Begini Cara Pengungsi Ukraina Habiskan Perayaan Natal di Inggris

Di sisi lain, Rusia telah berulang kali membantah menargetkan warga sipil dalam serangannya.

Namun Presiden Rusia Vladimir Putin baru-baru ini mengakui bahwa pasukan Rusia telah menghantam fasilitas energi kritis Ukraina. "Ukraina hidup dan berkembang," kata Zelenskyy kepada Amerika Serikat (AS).

Kebanyakan orang Ukraina beragama Kristen Ortodoks, dan menandai Malam Natal atau hari utama musim perayaan di negara itu pada 6 Januari setiap tahunnya.

BACA SELENGKAPNYA >>>

3. Komisi Kesehatan China Hentikan Pengumuman Angka Harian Kasus Covid-19

Seorang petugas kesehatan mengambil sampel swab dari seorang wanita untuk menguji virus corona Covid-19 di Shanghai pada 18 Desember 2022. (Photo by HECTOR RETAMAL / AFP)
Seorang petugas kesehatan mengambil sampel swab dari seorang wanita untuk menguji virus corona Covid-19 di Shanghai pada 18 Desember 2022. (Photo by HECTOR RETAMAL / AFP) (AFP/HECTOR RETAMAL)

Komisi Kesehatan Nasional China mengungkapkan akan berhenti merilis data angka harian kasus Covid-19 di negara itu mulai hari ini, Minggu (25/12/2022).

Melansir dari Reuters, selama tiga tahun terakhir, Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) telah menerbitkan angka kasus harian Covid-19 di negara itu.

“Informasi Covid yang relevan akan diterbitkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China untuk referensi dan penelitian,” kata NHC dalam sebuah pernyataan, tanpa menyebutkan alasan perubahan tersebut.

Berhentinya laporan kasus harian dan total jumlah kematian akibat COVID-19 dari NHC, terjadi ketika kekhawatiran tumbuh akibat kurangnya informasi penting, sejak Beijing membuat perubahan besar pada kebijakan nol-COVID yang telah menempatkan ratusan juta warganya di bawah penguncian atau lockdown tanpa henti dan memukul ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

BACA SELENGKAPNYA >>>

4. Pembunuh Berantai Charles 'The Serpent' Sobhraj Kembali ke Prancis Usai Dipenjara 19 Tahun di Nepal

Foto ini diambil pada 26 Mei 2014, saat pembunuh berantai Prancis, Charles Sobhraj (Tengah), dibawa ke pengadilan distrik untuk sidang kasus terkait pembunuhan backpacker Kanada, Laurent Ormond Carriere, di Bhaktapur. Pengadilan tinggi Nepal pada 21 Desember memerintahkan pembebasan Charles Sobhraj, pembunuh berantai Prancis yang digambarkan dalam serial Netflix
Foto ini diambil pada 26 Mei 2014, saat pembunuh berantai Prancis, Charles Sobhraj (Tengah), dibawa ke pengadilan distrik untuk sidang kasus terkait pembunuhan backpacker Kanada, Laurent Ormond Carriere, di Bhaktapur. Pengadilan tinggi Nepal pada 21 Desember memerintahkan pembebasan Charles Sobhraj, pembunuh berantai Prancis yang digambarkan dalam serial Netflix "The Serpent" yang bertanggung jawab atas serangkaian pembunuhan di seluruh Asia pada 1970-an. (Prakash MATHEMA / AFP)

Seorang terpidana pembunuhan, Charles Sobhraj, kembali ke Perancis pada Sabtu (24/12/2022) setelah hampir dua dekade berada di balik jeruji besi di Nepal.

Sobhraj diyakini polisi membunuh lebih dari 20 backpacker muda dari negara Barat yang sedang melancong ke Asia pada 1970-an dan 1980-an.

Mahkamah Agung Nepal memerintahkan pembebasan Sobhraj, yang dikenal sebagai "The Bikini Killer" di Thailand dan "The Serpent" karena kemampuannya dalam menghindari polisi, pada Rabu (21/12/2022) dengan alasan usianya yang sudah tua dan kesehatannya.

Warga negara Prancis berusia 78 tahun ini mendarat di bandara internasional utama Paris pada Sabtu pagi pukul 07.00 waktu setempat dan dikawal turun dari pesawat oleh polisi.

"Dia baik-baik saja, dia orang bebas. Dia akan mengajukan tuntutan hukum terhadap Nepal karena seluruh kasus terhadapnya dibuat-buat,” kata pengacara Sobhraj, Isabelle Coutant-Peyre, yang dikutip dari Reuters

BACA SELENGKAPNYA >>>

(Tribunnews.com)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved