Konflik Rusia Vs Ukraina
Ukraina Gunakan Drone Buatan AS untuk Serang Target di Wilayah Krimea
Rusia menyatakan Ukraina menggunakan perangkat drone buatan perusahaan SpektreWork di Arizona, AS untuk menyerang target di Krimea.
Wali Kota Kiev Vitaly Klitschko melaporkan ledakan di setidaknya tiga lingkungan ibu kota dan mendesak warga untuk tetap berada di tempat perlindungan bom.
Aleksey Kuleba, yang mengepalai administrasi Kiev, mengklaim sistem pertahanan udara di sekitar ibu kota menghadapi datangnya rudal yang ditembakkan pasukan Rusia.
Laporan ledakan dan seruan kepada masyarakat untuk memperhatikan peringatan tentang ancaman rudal datang dari Kharkov, Dnepropetrovks, Kirovograd, Poltava, dan Wilayah Vinnitsa.
Sementara itu, peringatan sistem nasional tentang kemungkinan serangan udara terdengar di seluruh bagian Ukraina sekitar pukul 8.30 pagi (6.30 GMT).
Ada beberapa laporan kerusakan langsung, meskipun walikota Khrarkov, Igor Terekhov, melaporkan pemadaman listrik.

Aleksandr Vilkul, yang mengepalai administrasi Wilayah Krivoy Rog, mengklaim rudal telah menghantam sebuah bangunan tempat tinggal, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Rusia menggelar operasi khusus ke Ukraina pada 24 Februari 2022, menyusul kegagalan Kiev untuk menerapkan Perjanjian Minsk.
Wilayah Donetsk dan Lugansk akan diberi status khusus di dalam negara Ukraina.
Moskow mengakui Rpublik Donbass sebagai negara merdeka, yang sejak itu memilih untuk bergabung dengan Rusia, bersama dengan wilayah Kherson dan Zaporozhye.
Pada Oktober, militer Rusia mulai menargetkan fasilitas energi yang diyakini Kementerian Pertahanan sangat penting untuk kemampuan militer Ukraina.
Akibatnya, sistem energi Ukraina telah terdegradasi secara signifikan, memaksa pemerintah untuk memberlakukan pemadaman listrik bergilir.
Moskow telah membenarkan perubahan taktik, dengan menyatakan itu terjadi hanya setelah Kiev meluncurkan beberapa operasi sabotase terhadap infrastruktur sipil di Rusia.
Sebuah bom truk meledak di Jembatan Krimea, menewaskan tiga warga sipil dan menyebabkan kerusakan serius. Penyelidik Rusia mengatakan serangan itu didalangi intelijen militer Ukraina.
Kementerian Pertahanan Rusia tidak mengkonfirmasi atau membantah gelombang baru serangan pada hari Jumat.
Serangan rudal Rusia menyebabkan kerusakan "kolosal" pada infrastruktur di kota Kharkiv, Ukraina, dan terutama memengaruhi sistem energi.
“Ada kerusakan infrastruktur yang sangat besar, terutama sistem energi,” kata Wali Kota Ihor Terekhov di Telegram.
“Saya meminta Anda untuk bersabar dengan apa yang terjadi sekarang. Saya tahu di rumah Anda tidak ada lampu, tidak ada pemanas, tidak ada suplai air,” katanya.(Tribunnews.com/Aljazeera/Sputniknews/xna)