Konflik Rusia Vs Ukraina
NATO Alami Krisis Senjata, Berpotensi Tunda Bantuan Militer ke Ukraina untuk Lawan Rusia
NATO alami krisis senjata. NATO berpotensi menunda bantuan militer ke Ukraina untuk berperang melawan Rusia. AS dan negara Barat kekurangan amunisi.
TRIBUNNEWS.COM - NATO diprediksi akan menunda pengiriman bantuan senjata ke Ukraina untuk sementara.
Mantan duta besar Republik Rakyat Lugansk (LPR) untuk Rusia, Rodion Miroshnik mengatakan sebagian besar anggota NATO termasuk Amerika Serikat (AS) mengalami krisis senjata.
Pernyataan Rodion Miroshnik didukung dengan pengakuan Duta Besar AS untuk NATO Julianne Smith, Selasa (13/12/2022).
Julianne Smith mengaku, Ukraina dan Barat menghadapi kekurangan senjata.
Namun, ia yakin negara-negara Barat akan menemukan cara untuk meningkatkan produksi senjata.
Baca juga: Petinggi Kemenhan Kremlin: Pasukan Rusia Hancurkan 7 Pos Komando Tentara Ukraina
“Amerika Serikat kembali ingin menggunakan pembicaraan (damai) sebagai tabir untuk mendapatkan jeda teknologi untuk sektor pertahanannya, yang ternyata tidak siap untuk pasokan (senjata) yang begitu luas," kata Rodion Miroshnik pada TASS, Selasa (13/12/2022).
Ia menilai negara-negara Barat dan NATO tidak ingin menyelesaikan krisis di Ukraina, karena mereka masih memasok senjata untuk perang dengan Rusia.
"Pernyataan ini hanya membuktikan Barat tidak ingin menyelesaikan (perjanjian Krisis Ukraina) sama sekali, hanya perlu jeda untuk membuat lebih banyak senjata," lanjutnya.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-294: AS Puas dengan Mekanisme Batas Harga Minyak Rusia

NATO kekurangan senjata
Sebagian besar negara NATO menghadapi kekurangan senjata dan amunisi karena peperangan Ukraina dan Rusia.
Amerika Serikat, NATO, dan UE berupaya mendesak industri militer Barat untuk meningkatkan produksi guna mengatasi kekurangan tersebut.
Julianne Smith memberi contoh, Estonia yang kini kekurangan senjata karena telah memasok bantuan senjata dalam jumlah besar ke Ukraina.
Dalam hal ini, Julianne Smith mengatakan NATO telah menugaskan Konferensi Direktur Persenjataan Nasional (CNAD) untuk mengatasi penurunan stok di seluruh aliansi NATO.
“Mereka tidak sendirian. Kami melihat bahwa di seluruh aliansi mengalami kekurangan yang besar,” kata perwakilan tetap AS untuk NATO.
Sementara itu, UE telah meluncurkan inisiatif terpisah yang ditujukan untuk industri militer, seperti diberitakan media Rusia, RT.