Konflik Rusia Vs Ukraina
Ukraina Ingin KTT G20 Bahas Penderitaan Ribuan Anak yang Dideportasi ke Rusia: Ini adalah Genosida
Ukraina ingin KTT G20 di Bali bulan ini membahas penderitaan ribuan anak-anak yang dideportasi ke Rusia.
Rusia sebelumnya mengatakan pihaknya menawarkan bantuan kemanusiaan kepada mereka yang ingin melarikan diri dari Ukraina secara sukarela.
Duta besar Rusia untuk PBB mengatakan tuduhan "penculikan" dari Ukraina adalah tonggak baru dalam kampanye disinformasi oleh negara-negara Barat.
Ukraina Tidak Akan Berikan Satu Sentimeter Tanah kepada Rusia
Zelensky mengisyaratkan bahwa pasukannya tidak akan menyerah dalam pertempuran di wilayah Donetsk, Ukraina Timur.
"Aktivitas penjajah tetap pada tingkat yang sangat tinggi dan menghasilkan puluhan serangan setiap hari," kata Zelensky dalam pidato Selasa (8/11) malam.

Baca juga: Putin Absen, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky akan Berpartisipasi dalam KTT G20 Secara Virtual
"Mereka menderita kerugian yang luar biasa tinggi, tetapi perintahnya tetap sama yakni untuk maju di batas administrasi wilayah Donetsk. Kami tidak akan memberikan satu sentimeter pun dari tanah kami kepada mereka," imbuhnya.
Seperti diketahui, pasukan Ukraina telah melakukan serangan dalam beberapa bulan terakhir, sementara Rusia berupaya untuk mempertahankan wilayah Ukraina yang masih didudukinya dengan memanggil ratusan ribu pasukan cadangan selama sebulan terakhir.
Di sisi lain, kantor berita Rusia TASS juga melaporkan bahwa pasukan Ukraina yang dipersenjatai dengan sistem roket multi-peluncuran HIMARS buatan AS, telah menembakkan dua roket ke arah kota Stakhanov di Luhansk, yang dikenal di Ukraina sebagai Kadiivka.
Dilansir dari Reuters, Rabu (9/11/2022) Zelenskiy juga mengatakan dalam pidatonya bahwa sekitar 4 juta penduduk di 14 wilayah termasuk ibukota Kyiv, akan hidup tanpa aliran listrik.
"Pemadaman listrik tiap jam yang dijadwalkan akan memengaruhi seluruh negara pada Rabu (9/11)," kata Ukrenergo, operator jaringan listrik Ukraina.
Secara terpisah, tiga perempat dari 193 anggota Majelis Umum mengecam invasi Rusia dalam pemungutan suara pada Maret, dan pada Oktober mereka mengutuk pencaplokan yang diproklamirkan sendiri atas bagian-bagian Ukraina.
Baca juga artikel lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Rica Agustina/Mikael Dafit Adi Prasetyo)