Sabtu, 4 Oktober 2025

Profil Benjamin Netanyahu, Politisi Senior Israel yang Terpilih Kembali Jadi Perdana Menteri

Berikut ini profil mantan Perdana Menteri (PM) Isreal Benjamin Netanyahu yang dikutip Tribunnews.com dari beberapa sumber.

RONALDO SCHEMIDT / AFP
Mantan perdana menteri Israel dan pemimpin partai Likud Benjamin Netanyahu berbicara kepada para pendukung di markas kampanye di Yerusalem pada 2 November 2022, setelah berakhirnya pemungutan suara untuk pemilihan nasional. Netanyahu beringsut menuju merebut kembali kekuasaan setelah hasil pemilu yang diproyeksikan menunjukkan mayoritas pemerintah berada dalam jangkauan sayap kanan veteran, tetapi prospeknya bisa berubah saat surat suara dihitung. - Berikut ini profil mantan Perdana Menteri (PM) Isreal Benjamin Netanyahu yang dikutip Tribunnews.com dari beberapa sumber. 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini profil mantan Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu yang dikutip Tribunnews.com dari beberapa sumber.

Menang pemilihan dan menjabat sebagai Perdana Menteri Israel

Benjamin Netanyahu kembali menduduki kursi pemerintahan setelah memenangkan pemilihan PM Israel pada Selasa (31/10/2022).

Sebelumnya, Netanyahu menjabat sebagai pemimpin oposisi sebelum memenangkan pemilihan.

Dengan bantuan partai ultra-Ortodoks dan aliansi baru serta politisi sayap kanan, Netanyahu memenangkan suara mayoritas di pemilihan kelima yang digelar Israel dalam empat tahun terakhir.

Perlu dicatat, dalam sistem politik Israel, membentuk koalisi diperlukan untuk memerintah.

Baca juga: Presiden AS Joe Biden Ucapkan Selamat pada Benjamin Netanyahu Lewat Sambungan Telepon

Pemerintahan baru mendatang kemungkinan akan menjadi yang paling ekstremis dalam sejarah Israel.

Diwartakan The Guardian, Netanyahu – yang sudah menjadi perdana menteri terlama di negara itu – akan tetap menjabat setidaknya selama empat tahun ke depan.

Saat sudah kembali ke kantor, prioritas pertama pria berusia 73 tahun itu adalah mengupayakan agar persidangannya dibatalkan.

Benjamin Netanyahu sebelumnya memerintah Israel selama 12 tahun

Dilansir dari Biography,Benjamin Netanyahu lahir pada 21 Oktober 1949 di Tel Aviv, Israel dan dibesarkan di Yerusalem.

Netanyahu bergabung dengan militer Israel pada 1967, lalu pindah ke pasukan operasi khusus yang menyelamatkan pesawat yang dibajak di bandara Tel Aviv pada 1972.

Awalnya politisi senior Israel ini menjadi pemimpin partai sayap kanan Likud pada 1993.

Baca juga: Terpilih Jadi Perdana Menteri Lagi, Benjamin Netanyahu Mulai Bentuk Koalisi Pemerintahan Israel

Mantan perdana menteri Israel dan pemimpin partai Likud Benjamin Netanyahu berbicara kepada para pendukung di markas kampanye di Yerusalem pada 2 November 2022, setelah berakhirnya pemungutan suara untuk pemilihan nasional. Netanyahu beringsut menuju merebut kembali kekuasaan setelah hasil pemilu yang diproyeksikan menunjukkan mayoritas pemerintah berada dalam jangkauan sayap kanan veteran, tetapi prospeknya bisa berubah saat surat suara dihitung.
Mantan perdana menteri Israel dan pemimpin partai Likud Benjamin Netanyahu berbicara kepada para pendukung di markas kampanye di Yerusalem pada 2 November 2022, setelah berakhirnya pemungutan suara untuk pemilihan nasional. Netanyahu beringsut menuju merebut kembali kekuasaan setelah hasil pemilu yang diproyeksikan menunjukkan mayoritas pemerintah berada dalam jangkauan sayap kanan veteran, tetapi prospeknya bisa berubah saat surat suara dihitung. (RONALDO SCHEMIDT / AFP)

Netanyahu menjabat sebagai perdana menteri untuk beberapa masa jabatan.

Setelah Pemilu 2019, Netanyahu didakwa dengan tuduhan suap, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan.

Latar Belakang Benjamin Netanyahu

Netanyahu menghabiskan sebagian besar masa remajanya tinggal di daerah Philadelphia, AS.

Ayahnya, sejarawan Yahudi terkenal Benzion Netanyahu, bekerja sebagai profesor.

Pada 1967, Netanyahu kembali ke Israel untuk bertugas di unit elit Pasukan Pertahanan Israel, sebagai komandan di unit elit, yaitu Sayeret Matkal.

Baca juga: Benjamin Netanyahu Siap Memulai Masa Jabatan Ketiga sebagai PM Israel, Yair Lapid Ucapkan Selamat

Dia mengambil bagian dalam sejumlah operasi militer, termasuk penyelamatan dramatis sebuah jet penumpang Sabena yang dibajak pada 1972.

Dengan nama sandi "Operasi Isotop," penyelamatan itu dipimpin oleh Ehud Barak.

Pekerjaan Diplomatik Benjamin Netanyahu

Netanyahu kembali ke Amerika Serikat pada tahun yang sama dan melanjutkan untuk menerima gelar dalam arsitektur dan administrasi bisnis dari Massachusetts Institute of Technology.

Pada 1976, dia dipekerjakan oleh Boston Consulting Group.

Dia kembali ke Israel setelah kematian Yoni, saudara laki-laki tertuanya, yang terbunuh saat mencoba membebaskan sandera dari pesawat Air France yang dibajak di Uganda.

Netanyahu menjadi sangat terlibat dalam upaya kontraterorisme internasional, yang membantu meluncurkan karier politiknya.

Setelah bertugas di kedutaan Israel di Washington, DC (1982-84), dia menjadi duta besar Israel untuk PBB (1984-1988).

Selama berada di PBB, Netanyahu berhasil memimpin kampanye untuk mendeklasifikasi arsip PBB tentang kejahatan perang Nazi.

Baca juga: Donald Trump Sebut Mantan PM Israel Benjamin Netanyahu Tak Pernah Berniat Damai dengan Palestina

Karier Politik Benjamin Netanyahu

Pada 1988, Netanyahu terpilih sebagai anggota Knesset (parlemen Israel) oleh partai sayap kanan Likud dan menjabat sebagai wakil menteri untuk urusan luar negeri.

Lima tahun kemudian, dia terpilih sebagai ketua partai Likud dan calon perdana menterinya.

Pada 1996, dia terpilih sebagai Perdana Menteri Israel, mengalahkan kandidat Partai Buruh, Shimon Peres.

Netanyahu menjabat sebagai perdana menteri hingga 1999.

Selama masa jabatannya, dia menandatangani Perjanjian Hebron dan Wye yang memajukan proses perdamaian dengan Palestina.

Dia juga memperluas privatisasi pemerintah, peraturan mata uang yang diliberalisasi, dan mengurangi defisit.

Netanyahu sempat bekerja di sektor swasta saat tak terpilih pada pemilihan Perdana Menteri 1999.

Netanyahu kembali ke dunia politik pada 2002.

Dia menjabat sebagai menteri luar negeri sebelum menjadi menteri keuangan.

Pada 31 Maret 2009, Netanyahu dilantik sebagai perdana menteri untuk kedua kalinya.

Baca juga: Akhiri 12 Tahun Pemerintahan Benjamin Netanyahu, Naftali Bennett Dilantik Jadi PM Israel

Mantan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kanan) dan istrinya Sarah menunggu sidang pendahuluan dalam gugatan pencemaran nama baik terhadapmantan PM Ehud Olmert di Pengadilan Tel Aviv, Senin (10/1/2022).
Mantan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kanan) dan istrinya Sarah menunggu sidang pendahuluan dalam gugatan pencemaran nama baik terhadapmantan PM Ehud Olmert di Pengadilan Tel Aviv, Senin (10/1/2022). (AFP)

Keberatan terhadap Program Nuklir

Netanyahu pernah berselisih dengan Amerika Serikat pada November 2013.

Netanyahu keberatan dengan kesepakatan yang dicapai antara AS dan Iran mengenai program nuklir Iran.

Menurut CNN, Netanyahu mengecam kesepakatan itu sebagai "kesalahan bersejarah."

Tahun 2014 terjadi gejolak besar di wilayah tersebut.

Konflik meningkat pesat selama musim panas antara kelompok militer Palestina Hamas dan Israel setelah pembunuhan tiga remaja.

Wilayah Gaza menjadi sasaran pasukan Israel.

Ribuan roket ditembakkan dan protes internasional terjadi atas kehancuran dan hilangnya nyawa warga sipil secara besar-besaran.

Pada Desember 2014, Netanyahu memecat dua anggota kabinetnya karena mengkritik pemerintah dan memprakarsai pembubaran parlemen koalisi, padahal pemilihan akan diadakan pada Maret 2015.

Pada Maret 2015, dua minggu sebelum pemilihan negaranya, Netanyahu berpidato di depan Kongres AS untuk mengkritik kebijakan Amerika tentang program nuklir Iran.

Sementara Presiden Obama mempertahankan rencana tersebut.

Baca juga: Trump Gugat Balik Jaksa Agung New York, sang Pengacara Sempat Berusaha Mencegah

Hambatan Dua Negara

Pada 6 Desember 2017, Presiden AS Donald Trump mengumumkan, pemerintahannya secara resmi mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

Langkah ini dikritik oleh Otoritas Palestina dan sebagian besar negara anggota PBB, tetapi dipuji oleh pemimpin Israel.

"Orang-orang Yahudi dan negara Yahudi akan selamanya bersyukur," kata Netanyahu.

Ia menyebut keputusan itu "berani dan adil."

Untuk memperkuat dukungan tersebut, Parlemen Israel memberlakukan undang-undang baru pada awal Januari 2018. 

UU itu mensyaratkan pemungutan suara mayoritas untuk ratifikasi kesepakatan perdamaian apa pun yang termasuk menyerahkan bagian dari Yerusalem.

Pada Januari 2020, Netanyahu muncul bersama Trump di Gedung Putih.

Trump mengusulkan solusi dua negara yang memungkinkan pencaplokan Israel atas permukiman Tepi Barat dan pembentukan Ibu Kota Palestina di East Jersusalem.

Netanyahu menyebut rencana itu sebagai "visi perdamaian, yang bersejarah."

Investigasi dan Protes

Pada Agustus 2017 terungkap, Netanyahu telah ditetapkan sebagai tersangka dalam dua penyelidikan atas tuduhan "penipuan, pelanggaran kepercayaan, dan suap."

Satu kasus melibatkan penerimaan hadiah dari dua pengusaha terkemuka.

Sementara yang kedua pada dugaan upayanya memaksa surat kabar agar meliput masa jabatannya yang lebih menguntungkan.

Selanjutnya, Partai Likud mensponsori apa yang disebut "RUU Rekomendasi" untuk membatasi informasi bagi publik selama penyelidikan dan mengakhiri praktik polisi yang merekomendasikan kepada jaksa penuntut apakah akan mendakwa tersangka.

RUU tersebut memicu kemarahan dari para kritikus.

Mereka melihat sebagai upaya terang-terangan untuk melindungi Netanyahu.

Pada 2 Desember 2017, beberapa hari sebelum parlemen diharapkan meratifikasi RUU tersebut, penentang mengadakan demonstrasi massal di Tel Aviv yang melibatkan sekitar 20.000 pengunjuk rasa.

Keesokan harinya, Netanyahu mengatakan telah menginstruksikan sekutu politiknya untuk mengubah rancangan undang-undang tersebut sehingga tampaknya tidak bertentangan dengan penyelidikan yang sedang berlangsung.

Pada 13 Februari 2018, polisi Israel merilis pernyataan, mereka mengatakan ada cukup bukti dari dua penyelidikan untuk mendakwa Netanyahu atas penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan.

Namun, Netanyahu menepis anggapan akan dikenakan hukuman.

Dia mengatakan di TV akan terus menjadi perdana menteri dan tuduhan itu "tidak akan berakhir dengan apa-apa."

Satu tahun kemudian, Jaksa Agung Avichai Mandelblit mendakwa Netanyahu atas berbagai tuduhan.

Dakwaan

Pada 21 November 2019, Jaksa Agung Israel mengumumkan dakwaan penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan terhadap Netanyahu.

Setelah mencabut permintaan imunitasnya, perdana menteri secara resmi didakwa pada Januari 2020.

Kehidupan pribadi Netanyahu

Netanyahu memiliki seorang istri, Sara, seorang psikolog anak.

Mereka memiliki dua anak bersama: Yair dan Avner.

Netanyahu juga memiliki seorang putri, Noa, dari pernikahan sebelumnya yang berakhir pada 1978.

Pemilihan 2015 di Tengah Kontroversi

Netanyahu memenangkan pemilu pada pertengahan Maret 2015.

Dia mengalahkan Isaac Herzog dari aliansi Uni Zionis, yang lebih fokus pada masalah domestik selama kampanyenya.

Partai Likud memperoleh 30 gugatan parlemen dan diarahkan untuk menjadi kepala pemerintahan koalisi.

Pemilu 2019 dan 2020

Di tengah dakwaan, Netanyahu menghadapi tantangan dalam pemilihan perdana menteri dari mantan panglima militer Benny Gantz, pemimpin aliansi sentris Blue and White.

Pada 10 April 2019, setelah pemilihan, Gantz mengakui kekalahan dari lawannya.

Namun, karena Netanyahu tidak dapat membentuk koalisi mayoritas, Knesset memilih untuk membubarkan diri dan mengadakan pemilihan lagi.

Pemilu nasional kedua yang diadakan 17 September 2019, menghasilkan 33 kursi untuk Partai Biru Putih dan 32 untuk Likud.

Presiden Reuven Rivlin memberi Netanyahu kesempatan pertama untuk membentuk pemerintahan, lalu menyerahkan tugas tersebut kepada Gantz.

Netanyahu mengalami kesulitan lagi dalam pemilihan nasional pada Maret 2020 yang membuat Likud kekurangan koalisi mayoritas.

Anggota parlemen Israel kemudian mendukung Gantz untuk membentuk pemerintahan, meskipun negosiasi antara Blue and White dan Likud dipersulit oleh wabah virus corona.

Berita lain terkait Benjamin Netanyahu

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved