Sabtu, 4 Oktober 2025

Tragedi Pesta Halloween di Korsel

Tangan Petugas Pemadam Kebakaran Gemetar saat Bicara Tragedi Itaewon, Tuai Pujian KNetz

Seorang pemadam kebakaran menuai pujian dari KNetz karena keseriusannya dalam menjelaskan tragedi pesta Halloween di distrik Itaewon, Seoul.

Penulis: Ika Nur Cahyani
AFP/JUNG YEON-JE
Jenazah korban saat pesta Halloween, yang menewaskan sedikitnya 151 orang, diangkut dengan tandu di distrik Itaewon di Seoul pada 30 Oktober 2022. - Seorang pemadam kebakaran menuai pujian dari KNetz karena keseriusannya dalam menjelaskan tragedi pesta Halloween di distrik Itaewon, Seoul. (Photo by Jung Yeon-je / AFP) 

"Ketika saya melihat orang-orang sekarat di depan mata saya, saya mencoba apa pun yang saya bisa, tetapi saya tidak dapat menyelamatkan mereka," tulisnya.

"Saya sangat menyesal saya tidak dapat menyelamatkan lebih banyak orang dan terima kasih kepada para petugas polisi, pemadam kebakaran, petugas medis dan masyarakat umum yang membantu kami."

Pengguna lain mengungkapkan rasa terima kasih mereka atas upaya penyelamatan dan meninggalkan komentar seperti:

"Ini bukan salahmu" dan "Semoga kamu juga mendapatkan perawatan psikologis."

Tragedi ini terjadi pada Sabtu malam ketika kerumunan padat melonjak di gang sempit dan miring di sebelah Hotel Hamilton di daerah Itaewon, Seoul.

Hingga Senin (31/10/2022) pagi, 154 kematian telah dilaporkan dan jumlahnya bisa meningkat karena 33 lainnya masih dalam kondisi serius.

Mayoritas Korban Perempuan

Dari total 154 korban tewas, hampir dua pertiganya adalah perempuan.

Hingga Senin ini, total 98 wanita dipastikan tewas dalam insiden tersebut.

Sementara 56 orang lainnya adalah pria.

Kesenjangan gender yang signifikan telah membuat banyak orang bertanya-tanya mengapa kecelakaan itu jauh lebih fatal bagi wanita daripada pria.

Rasio gender dalam insiden mematikan itu belum jelas penyebabnya, namun beberapa ahli medis mengatakan kerangka tubuh wanita yang lebih kecil dan kekuatan fisik yang kurang lebih rentan cedera dalam situasi tersebut.

Menurut laporan Korea Herald, penapasan membutuhkan gerakan konstan dari otot-otot pernapasan dan diafragma. 

Seorang pria duduk di antara mayat korban, diyakini menderita serangan jantung, di distrik kehidupan malam populer Itaewon di Seoul pada 30 Oktober 2022. - Puluhan orang menderita serangan jantung di ibukota Korea Selatan Seoul, setelah ribuan orang memadati jalan-jalan sempit di lingkungan kota Itaewon untuk merayakan Halloween, kata pejabat setempat. (Photo by Yelim LEE / AFP)
Seorang pria duduk di antara mayat korban, diyakini menderita serangan jantung, di distrik kehidupan malam populer Itaewon di Seoul pada 30 Oktober 2022. - Puluhan orang menderita serangan jantung di ibukota Korea Selatan Seoul, setelah ribuan orang memadati jalan-jalan sempit di lingkungan kota Itaewon untuk merayakan Halloween, kata pejabat setempat. - Seorang pemadam kebakaran menuai pujian dari KNetz karena keseriusannya dalam menjelaskan tragedi pesta Halloween di distrik Itaewon, Seoul. (Photo by Yelim LEE / AFP) (AFP/YELIM LEE)

Sehingga mereka yang secara fisik lebih lemah dapat menjadi korban ketika semua orang yang terperangkap berjuang untuk kelangsungan hidup mereka sendiri.

"Kekuatan untuk melawan tekanan bagi perempuan umumnya lebih lemah daripada laki-laki, bersama dengan kemampuan untuk diresusitasi, jadi mungkin itu sebabnya ada lebih banyak korban perempuan," kata Park Jae-Sung, profesor pencegahan kebakaran dan bencana di Soongsil Cyber University.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved