Konflik Rusia Vs Ukraina
Peralatan Kian Menipis, Putin Percepat Produksi Senjata Fasilitasi Perang di Ukraina
Vladimir Putin membentuk komite untuk mempercepat produksi senjata dan pasokan perang lainnya untuk memfasilitasi tentara Rusia di Ukraina.
"Tempo lebih lambat serangan udara, rudal, dan pesawat tak berawak Rusia mungkin mencerminkan penurunan persediaan rudal dan pesawat tak berawak dan efektivitas serangan yang terbatas untuk mencapai tujuan militer strategis Rusia," katanya.
Terlepas dari masalah pasokan, militer Rusia telah menimbulkan kerusakan besar dan korban besar di Ukraina.
Selama invasi, pasukan Putin telah menghancurkan rumah, bangunan umum, dan jaringan listrik Ukraina.
Bank Dunia memperkirakan kerusakan di Ukraina sejauh ini mencapai $348 miliar.
Menurut PBB, dari awal invasi Rusia pada 24 Februari hingga awal Oktober, tercatat 15.246 korban sipil di Ukraina.
Dari jumlah tersebut, 6.114 orang tewas dan 9.132 terluka.
Sekitar 7,7 juta orang Ukraina telah meninggalkan negara itu dan sekarang hidup sebagai pengungsi di seluruh Eropa, menurut PBB.
AS akan Berikan HAWK

Amerika Serikat (AS) sedang mempertimbangkan mengirim sistem pertahanan udara HAWK ke Ukraina untuk membantu bertahan dari serangan drone dan rudal jelajah Rusia.
Hal ini diungkap dua pejabat AS, lapor Reuters.
Rudal pencegat HAWK lebih canggih dari Stinger, sistem pertahanan udara jarak pendek yang lebih kecil, yang telah dikirim AS untuk menumpulkan invasi Rusia.
Pemerintahan Biden akan menggunakan Presidential Drawdown Authority (PDA) untuk mentransfer peralatan HAWK yang didasarkan pada teknologi era Vietnam, tetapi telah ditingkatkan beberapa kali.
PDA memungkinkan Amerika Serikat untuk mentransfer pasokan dan layanan pertahanan dari stok dengan cepat tanpa persetujuan kongres dalam menanggapi keadaan darurat.
Namun Gedung Putih menolak berkomentar mengenai kabar ini.
Sistem pertahanan udara HAWK adalah pendahulu sistem pertahanan rudal PATRIOT yang dibuat oleh Raytheon Technologies, yang tidak diberikan AS untuk Ukraina, kata pejabat AS kepada Reuters.