Pengganti Boris Johnson Belum Ditentukan, Ada 6 Kandidat yang Bersaing Perebutkan Kursi PM Inggris
6 kandidat Perdana Menteri Inggris masih bersaing memperebutkan kursi pemimpin Partai Konservatif yang berkuasa untuk menggantikan Boris Johnson.
Para kandidat berdesak-desakan untuk menggantikan Johnson, yang mundur sebagai pemimpin Konservatif pekan lalu di tengah pemberontakan partai yang dipicu oleh skandal etika selama berbulan-bulan.
Dia akan tetap menjabat sebagai perdana menteri, sementara sampai penggantinya sebagai ketua partai dipilih.
Mordaunt, pada peluncuran kampanye resminya pada Rabu, mengatakan partai tersebut memiliki “standar dan kepercayaan untuk dipulihkan” setelah tahun-tahun Johnson yang ternoda skandal.
Dia mengatakan para pemilih “muak dengan kami yang tidak memenuhi, mereka muak dengan janji-janji yang tidak terpenuhi dan mereka muak dengan politik yang memecah belah”.
Baca juga: Boris Johnson Mundur, Menlu Inggris Elizabeth Truss Putuskan Pulang dan Batal Ikut FMM G20 di Bali
4 pesaing etnis minoritas dan 4 wanita maju pemilihan PM Inggris
Daftar kandidat beragam, dengan empat pesaing dari etnis minoritas dan empat wanita.
Namun, semua menawarkan janji pemotongan pajak yang serupa, hanya Sunak yang menawarkan peringatan.
Dia telah menempatkan dirinya sebagai kandidat kejujuran fiskal.
Sunak mengatakan negara itu membutuhkan "kejujuran dan tanggung jawab, bukan dongeng" untuk melewati gelombang kejut ekonomi dari pandemi virus corona dan perang di Ukraina.
Pendukung kandidat lain tidak mungkin menggambarkan Sunak sebagai sayap kiri.
Baca juga: Putin hingga Boris Johnson Berbelasungkawa untuk Mantan PM Jepang Shinzo Abe

Kantor Johnson telah membantah menjalankan kampanye untuk menjelek-jelekkan Sunak, yang pengunduran dirinya pekan lalu membantu mengakhiri pemerintahan perdana menteri.
Seorang juru bicara bersikeras Johnson tetap netral dalam kampanye untuk memilih penggantinya.
Johnson membuat catatan perpisahan pada sesi Pertanyaan Perdana Menteri mingguannya di House of Commons.
Dia mengisyaratkan itu bisa menjadi penampilan terakhirnya di sana, meskipun dia dijadwalkan untuk menjawab pertanyaan lagi minggu depan, sebelum liburan musim panas Parlemen, dan meninggalkan kantor pada 6 September.
“Pemimpin partai saya berikutnya dapat dipilih secara aklamasi,” katanya kepada pemimpin Partai Buruh Keir Starmer – meskipun itu hanya akan terjadi jika salah satu dari dua kandidat terakhir mundur.
"Jadi mungkin ini akan menjadi konfrontasi terakhir kita."
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)