Jumat, 3 Oktober 2025

Sri Lanka Bangkrut

PROFIL Gotabaya Rajapaksa, Presiden Sri Lanka yang Kabur, Berasal dari Keluarga Paling Berkuasa

Berikut ini profil Gotabaya Rajapaksa, Presiden Sri Lanka yang kabur di tengah krisis ekonomi yang terjadi.

Editor: Daryono
menafn.com
Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa. Berikut ini profil Gotabaya Rajapaksa, Presiden Sri Lanka yang kabur di tengah krisis ekonomi yang terjadi. 

Di tahun yang sama, ia menerima dua medali militer, Rana Wickrama Padakkama dan Rana Sura Padakkama, sebagai pengakuan atas pengabdiannya.

Tahun berikutnya, ia mendapat gelar master dalam bidang teknologi informasi dari Universitas Kolombo dan mulai bekerja di sebuah perusahaan IT.

Tahun 1998, Rajapaksa bermigrasi ke AS dan bekerja di Loyola Law School di Los Angeles sebagai profesional IT, sebagaimana dikutip dari BBC.

Rajapaksa resmi menjadi warga negara AS pada 2003, dengan demikian ia kehilangan kewarganegaraannya di Sri Lanka.

Kendati demikian, tahun 2003 ia kembali ke Sri Lanka untuk membantu kampanye kakak laki-lakinya, Mahinda Rajapaksa.

Saat Mahinda terpilih, Rajapaksa diangkat menjadi Sekretaris Kementerian Pertahanan dan mendapatkan kembali kewarganegaraan Sri Lanka.

Selama menjabat sebagai Sekretaris Kementerian Pertahanan, Rajapaksa disebut berperan penting dalam mengakhiri konflik separatis dan perang saudara pada 2009, yang telah berlangsung sejak 1983.

Namun, penyelesaian konflik itu sangat brutal, dimana sekitar 40 ribu orang Tamil telah terbunuh di bulan-bulan menjelang perang berakhir.

Rajapaksa pun diyakini bertanggung jawab atas kejadian berdarah itu.

Tahun 2019, ia diajukan sebagai calon presiden Sri Lanka Podujana Peramuna (SLPP), sebuah partai yang didirikan saudaranya, Basil Rajapaksa.

Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa menyampaikan pernyataan nasionalnya sebagai bagian dari KTT Pemimpin Dunia Konferensi Perubahan Iklim PBB COP26 di Glasgow, Skotlandia pada 1 November 2021. COP26, yang berlangsung dari 31 Oktober hingga 12 November di Glasgow akan menjadi iklim terbesar konferensi sejak KTT Paris 2015 dan dipandang penting dalam menetapkan target emisi di seluruh dunia untuk memperlambat pemanasan global, serta memperkuat komitmen utama lainnya.
Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa menyampaikan pernyataan nasionalnya sebagai bagian dari KTT Pemimpin Dunia Konferensi Perubahan Iklim PBB COP26 di Glasgow, Skotlandia pada 1 November 2021. COP26, yang berlangsung dari 31 Oktober hingga 12 November di Glasgow akan menjadi iklim terbesar konferensi sejak KTT Paris 2015 dan dipandang penting dalam menetapkan target emisi di seluruh dunia untuk memperlambat pemanasan global, serta memperkuat komitmen utama lainnya. (AFP)

Baca juga: Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa Dikabarkan Kabur ke Maldives

Ketika kampanye, Rajapaksa menjanjikan kemajuan, stabilitas, dan keamanan, yang akhirnya membawanya menang pada November 2019.

Beberapa hari setelah menjabat sebagai Presiden Sri Lanka, ia mengangkat Mahinda Rajapaksa sebagai Perdana Menteri.

Saat pemilihan legislatif berlangsung bulan Agustus 2020, SLPP memenangkan dua pertiga mayoritas dukungan yang diperlukan untuk melaksanakan agenda Rajapaksa.

Dukungan ini diperoleh usai kepemimpinan Rajapaksa berhasil membuktikan janji mereka soal kemakmuran dan keamanan lewat keberhasilan penanganan gelombang awal Covid-19.

Tetapi, tahun kedua kepemimpinan Rajapaksa terbukti kurang beruntung.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved