Mengenal Apa Itu G7: Sejarah Pendirian hingga Negara Anggota G7
G7 2022 tahun ini digelar di Jerman. Indonesia diundang berpartisipasi dalam forum itu. Berikut Sejarah Pendirian dan Negara Anggota G7.
Produk domestik bruto agregat (PDB) negara-negara anggota G7 membentuk sekitar 45 persen dari ekonomi global secara nominal, turun dari hampir 70 persen tiga dekade lalu.
Berbeda dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau North Atlantic Treaty Organization (NATO), G7 bukanlah lembaga formal dengan piagam dan sekretariat.
Fungsi presidensi dipegang oleh salah satu negara anggota, yang berganti setiap tahun.
Jerman telah memegang kepresidenan untuk ketujuh kalinya.
Negara yang menjadi presidensi bertanggung jawab untuk menetapkan agenda KTT setiap tahun dan mengatur logistik untuk itu.
Para menteri dan utusan, yang dikenal sebagai sherpa, menyusun inisiatif kebijakan pada pertemuan-pertemuan yang mendahului pertemuan para pemimpin nasional.
Negara-negara non anggota terkadang diundang untuk berpartisipasi dalam pertemuan G7.
Tahun ini, Indonesia yang menjadi presidensi G20 termasuk negara yang diundang dalam forum penting ini.
Sejarah Pendirian G7
G7 lahir sebagai akibat dari masalah ekonomi besar yang dihadapi dunia pada tahun 1970-an.
Guncangan minyak pertama dan runtuhnya sistem nilai tukar tetap Bretton Woods membuat dunia gelisah.
Para kepala negara dan pemerintahan dari enam negara industri terkemuka pun bertemu pada tahun 1975 untuk pertama kalinya untuk membahas ekonomi global saat itu.
Dikutip dari laman g7germany.de, ide pertemuan pertama adalah inisiatif dari Presiden Prancis Valéry Giscard d'Estaing dan Kanselir Helmut Schmidt.
Pada tahun 1975 mereka memulai pertemuan puncak pertama di Chateau de Rambouillet, 50 kilometer barat daya Paris.
Pada pertemuan puncak para kepala negara dan pemerintahan Perancis, Jerman Barat, Amerika Serikat, Jepang, Inggris dan Italia membahas kejutan minyak, krisis keuangan dan jalan keluar dari resesi.