Jumat, 3 Oktober 2025

G20 di Indonesia

Jokowi Dikabarkan akan Bertemu Vladimir Putin di Moskow pada 30 Juni, Apa yang Dibahas?

Kantor berita Rusia, TASS, melaporkan bahwa Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 30 Juni mendatang.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Mikhail Klimentyev/TASS
Presiden RI Joko Widodo dan Presiden Rusia Vladimir Putin - Kantor berita Rusia, TASS, melaporkan bahwa Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 30 Juni mendatang. 

Negara anggota G20 yang tergabung dalam G7, telah menjatuhkan sejumlah sanksi untuk mengisolasi Rusia dari sistem keuangan global.

Termasuk membekukan aset bank sentralnya dan mengecualikan beberapa pemberi pinjaman utama Rusia dari jaringan pembayaran internasional utama.

Di sisi lain, Brasil, China, India, dan Afrika Selatan, yang bersama dengan Rusia membentuk forum BRICS, mendukung partisipasi Moskow dalam pertemuan puncak G20.

Ambisi Putin

Vladimir Putin dan Menteri Pertahanan Rusia Anatoly Serdyukov di Lapangan Merah, Moskow, dalam perayaan Victory Day 9 Mei 2012.
Vladimir Putin dan Menteri Pertahanan Rusia Anatoly Serdyukov di Lapangan Merah, Moskow, dalam perayaan Victory Day 9 Mei 2012. (AFP via Getty Images)

Menurut Wakil Menteri Pertahanan untuk Kebijakan AS, Colin Kahl, Presiden Rusia Vladimir Putin kemungkinan masih ingin menguasai sebagian besar Ukraina.

"Saya masih berpikir dia memiliki desain di sebagian besar Ukraina, jika tidak seluruh negara. Yang mengatakan, saya tidak berpikir dia dapat mencapai tujuan itu," kata Kahl dalam forum yang diselenggarakan oleh Center for New American Security, Selasa (14/6/2022).

"Mereka mungkin membuat keuntungan taktis di sana-sini. Ukraina bertahan."

"Saya tidak berpikir Rusia memiliki kapasitas untuk mencapai tujuan muluk itu," imbuhnya.

Dilaporkan Reuters, Rusia meminta pasukan Ukraina yang bersembunyi di pabrik kimia di Kota Sievierodonetsk agar menyerah pada Rabu (15/6/2022) pagi waktu setempat. 

Di sisi lain, Kyiv mendesak Barat untuk meningkatkan pasokan senjata canggih setelah Rusia mengerahkan sebagian besar artilerinya ke Donbas, Ukraina timur.

Ukraina mengatakan lebih dari 500 warga sipil terjebak bersama tentara di dalam pabrik kimia Azot.

Selama berminggu-minggu, pasukan Ukraina melawan pemboman dan serangan berat Rusia yang telah menghancurkan sebagian besar Sievierodonetsk.

"(Pejuang harus) menghentikan perlawanan mereka yang tidak masuk akal dan meletakkan senjata mulai pukul 8 pagi waktu Moskow (0500 GMT)," kata Mikhail Mizintsev, kepala Pusat Manajemen Pertahanan Nasional Rusia kepada kantor berita Interfax.

Warga sipil akan dikeluarkan melalui koridor kemanusiaan, kata Mizintsev.

Gambar selebaran ini diambil dan dirilis oleh Layanan Pers Layanan Darurat Negara Ukraina pada 21 Maret 2022 menunjukkan petugas pemadam kebakaran memadamkan api skala besar di sebuah gudang makanan di Severodonetsk, wilayah Luhansk, yang hancur setelah penembakan Rusia.
Gambar selebaran ini diambil dan dirilis oleh Layanan Pers Layanan Darurat Negara Ukraina pada 21 Maret 2022 menunjukkan petugas pemadam kebakaran memadamkan api skala besar di sebuah gudang makanan di Severodonetsk, wilayah Luhansk, yang hancur setelah penembakan Rusia. (STR / Layanan Pers Layanan Darurat Negara Ukraina / AFP)

Baca juga: Zelensky: Pertempuran di Donbas Pasti Tercatat Sebagai Salah Satu Paling Brutal di Eropa

Baca juga: Kremlin Kendalikan 97 Persen Provinsi Luhansk, Zelensky: Nyawa 31.000 Tentara Rusia Sebagai Gantinya

Situasi pengepungan oleh pasukan Rusia di pabrik baja Azovstal di Mariupol kembali terulang dengan insiden pengepungan di Azot.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved