Kamis, 2 Oktober 2025

Otoritas India Robohkan Rumah Pengunjuk Rasa Terkait Kericuhan Aksi Protes Penghinaan Nabi Muhammad

Pihak berwenang di negara bagian Uttar Pradesh, utara India, menghancurkan rumah beberapa orang Muslim pada akhir pekan lalu.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
AFP
Anggota personel keamanan India berjaga-jaga selama pembongkaran bangunan ilegal kediaman Javed Ahmed, seorang pemimpin lokal yang diduga terlibat dalam protes kekerasan baru-baru ini terhadap pernyataan pedas mantan juru bicara Partai Bharatiya Janata (BJP) Nupur Sharma tentang Nabi Muhammad, di Allahabad pada 12 Juni 2022. 

Klaim tersebut dibantah oleh pihak keluarga.

Baca juga: Profil Nupur Sharma, Politisi India yang Tengah Dapat Kecaman karena Komentarnya soal Nabi Muhammad

Baca juga: Boikot India Trending Topic Twitter, Buntut Kasus Nupur Sharma yang Diduga Hina Nabi Muhammad SAW

"Kami tidak melakukan aksi protes pada hari Jumat," kata Fatima kepada Al Jazeera.

"Tak satu pun dari kami yang menjadi bagian dari protes yang terjadi di Allahabad."

"Kami berada di rumah."

"Kami telah membayar pajak rumah selama sekitar 20 tahun dan tidak sekali pun kami menerima pemberitahuan dari otoritas pembangunan bahwa rumah kami ilegal," tambahnya.

Polisi setempat menuduh mereka menyimpan "senjata ilegal" di rumahnya saat pembongkaran.

Kritikus dan partai oposisi di India menuduh pemerintah BJP secara ilegal menghancurkan rumah-rumah Muslim dalam upaya untuk mengintimidasi kaum minoritas.

Perdana menteri Narendra Modi sejauh ini tetap bungkam.

Sekelompok pengacara telah menulis surat ke Pengadilan Tinggi Allahabad yang menyatakan bahwa pembongkaran rumah itu melanggar hukum.

"Tidak ada pemberitahuan sebelumnya tentang konstruksi ilegal yang diterima oleh terdakwa atau istrinya," kata mereka kepada pengadilan.

Sementara itu, dua remaja Muslim meninggal karena luka tembak dalam bentrokan dengan polisi pada hari Jumat di Ranchi di negara bagian Jharkhand.

Laporan lokal mengatakan setidaknya 10 orang dirawat karena berbagai cedera.

Di Benggala Barat, pihak berwenang memberlakukan undang-undang darurat yang melarang pertemuan publik di distrik industri Howrah hingga 16 Juni.

Larangan itu diterapkan setelah protes yang menuntut penangkapan Sharma berubah menjadi kekerasan.

Presiden negara bagian BJP melakukan aksi duduk dan menuduh negara tetangga Bangladesh, negara berpenduduk mayoritas Muslim, menghasut kekerasan di negara bagian tersebut.

Ribuan orang juga turun ke jalan-jalan di Bangladesh dan Pakistan untuk memprotes pernyataan terhadap nabi.

Ribuan orang berjalan di jalan-jalan dekat Masjid Baitul Mukarram utama di pusat kota Dhaka, ibu kota Bangladesh, setelah salat Jumat.

Mereka juga meneriakkan slogan-slogan menentang pemerintah India dan Modi.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved