Selasa, 30 September 2025

Allison Fluke-Ekren, Wanita AS yang Latih Para Wanita ISIS di Suriah

Wanita Amerika Serikat mengaku telah memimpin skuadron yang semuanya perempuan untuk kelompok ISIS di Suriah.

Alexandria Virginia Sheriff's Office / AFP
Foto tak bertanggal ini disediakan oleh Kantor Sheriff Alexandria Virginia pada 31 Januari 2022, menunjukkan Allison Fluke-Ekren. Fluke-Ekren, sebelumnya dari negara bagian Kansas AS, diduga memimpin batalion ISIS yang semuanya perempuan di Suriah dan telah didakwa memberikan dukungan material kepada kelompok teroris asing, Departemen Kehakiman AS mengumumkan pada 29 Januari. 

Di pengadilan Virginia pada hari Selasa, meski semua anggota yang dilatihnya adalah perempuan, Fluke-Ekren mengaku tidak pernah berusaha merekrut anak-anak.

"Kami tidak sengaja melatih gadis-gadis muda," katanya, menurut CNN.

Beberapa wanita yang dia latih dijadwalkan untuk bersaksi melawan dirinya di sidang hukumannya.

Fluke-Ekren, yang dikenal dengan nama panggilan Umm Mohammed al-Amriki, juga tinggal di Mosul, Irak, setelah ditangkap oleh pejuang ISIS.

Menurut jaksa, seorang saksi bersaksi bahwa tingkat radikalisasinya "di luar grafik".

Ia berada di angka "11 atau 12" dalam skala 1 hingga 10.

Ia juga mengaku membahas serangan di tanah AS, termasuk di universitas dan pusat perbelanjaan.

Fluke-Ekren "menganggap setiap serangan yang tidak membunuh sejumlah besar individu adalah pemborosan sumber daya," kata seorang saksi mata, menurut kesepakatan pemohonan.

Dokumen tersebut juga mengungkapkan suami keduanya adalah anggota Ansar Al-Sharia, organisasi militan yang menyerang kompleks AS di Benghazi, Libya, pada tahun 2012.

Baca juga: Irjen Dedi Prasetyo: Abdul Qadir Baraja Juga Pernah Dijerat Kasus Pelanggaran PPKM Hingga Terorisme

Baca juga: Densus Ungkap Pimpinan Khilafatul Muslimin Ditangkap Bukan karena Tindak Pidana Terorisme

Dia dan suaminya, yang kemudian tewas dalam serangan udara, menyusun laporan untuk kepemimpinan ISIS setelah menganalisis dokumen AS yang diambil dari serangan Benghazi.

Di pengadilan, Fluke-Ekren menangis ketika ditanya oleh hakim apakah dia menerima persetujuan permohonan (plea) karena jumlah anaknya yang banyak.

Anggota keluarganya sebelumnya telah meminta pengadilan untuk melarang dia menghubungi mereka.

Menurut salah satu jaksa AS, kerabat mengatakan dia meninggalkan "jejak pengkhianatan" dan mereka mungkin mengeluarkan pernyataan melawannya pada sidang 25 Oktober mendatang.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan