Sabtu, 4 Oktober 2025

Mengapa Penerbangan Domestik di Jepang Tak Sediakan Makanan Minuman untuk Penumpang di Pesawat?

Sejarah makanan dalam penerbangan dimulai lebih dari 100 tahun yang lalu, ketika Handley Page Transport memberi penumpang sandwich dan buah-buahan.

Editor: Dewi Agustina
Istimewa
Makanan khusus untuk kelas First Class di dalam pesawat Japan Airlines yang disebut Bistro de Sky. 

Lagi pula, jumlah penumpang domestik di Jepang, yang melebihi 60 juta pada tahun 1989 (Showa 64/Heisei 1), tidak berkurang bahkan setelah ledakan gelembung ekonomi hingga tahun 2006 (96,97 juta).

"Penyediaan makanan minuman tersebut merupakan implementasi dari kebijakan deregulasi (width fare system) di industri transportasi udara Jepang sejak 1986."

Setelah deregulasi, pendatang baru dalam industri penerbangan lahir, dan pada tahun 1998 setelah ledakan ekonomi gelembung, dua perusahaan baru berikut ini mulai beroperasi. Inilah titik balik yang terjadi di dunia penerbangan Jepang.

Skymark dan Air Do lahir setelah 1998.

Baca juga: Bayi Baru Lahir di Jepang Meninggal dengan Sejumlah Luka Memar, Polisi Selidiki Penyebab Kematiannya

Kedua perusahaan baru tersebut melakukan pemotongan biaya secara menyeluruh dengan menjadikan tarif murah sebagai nilai jual terbesar untuk membedakan diri mereka dari perusahaan besar.

Apa yang "alami" pada penerbangan domestik konvensional dihilangkan.

Skymark awalnya menawarkan minuman dan permen gratis, tetapi tidak menyediakan makanan ringan.

Untuk AIR DO, pemberian makanan dan minuman gratis hanya sebatas membagikan air kepada mereka yang menginginkan, dan Skymark awalnya tidak menyiapkan majalah in-flight yang aslinya diedit.

Kelahiran dua perusahaan baru membuka lubang di industri penerbangan Jepang. Dan setelah itu, industri penerbangan Jepang memasuki era persaingan harga, dan tiga perusahaan besar termasuk JAL dan ANA terpaksa menurunkan harga.

Oleh karena itu, pada bulan Maret 1999, ketiga perusahaan tersebut berhenti menawarkan makanan ringan di kursi biasa agar mereka dapat mengimbanginya.

Setelah itu, hanya minuman dan manisan yang tersedia, tetapi mulai sekitar tahun 2000, permen juga dipotong.

Ini juga bertepatan dengan saat ketiga perusahaan memutuskan untuk berhenti merokok sepenuhnya di pesawat.

Berhenti merokok adalah tren global, dan tujuan utamanya adalah untuk mempertimbangkan kesehatan non-perokok, menjaga kenyamanan, dan memastikan keselamatan dalam penerbangan.

Di sisi lain, ANA telah memunculkan "Super Seat Premium" sejak 2004, "Premium Class" yang telah ditingkatkan sejak 2008, dan JAL (terintegrasi dengan Japan Air System pada 2002) telah menjadi "Domestic First" sejak 2007.

"Class" dan kursi kelas yang lebih tinggi telah diperkenalkan, dan makanan dalam penerbangan yang ditawarkan secara gratis telah ditingkatkan di kelas ekonomi biasa.

Pesawat Japan Airlines JAL) di Bandara Haneda saat Tokyo dilanda hujan, Kamis (10/2/2022).
Pesawat Japan Airlines JAL) di Bandara Haneda saat Tokyo dilanda hujan, Kamis (10/2/2022). (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)
Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved