Konflik Rusia Vs Ukraina
Finlandia Menyatakan Setuju Gabung NATO, Apa Artinya? Bagaimana Ancaman Rusia?
Presiden Finlandia Sauli Niinisto dan Perdana Menteri Sanna Marin pada Kamis (12/5) menyatakan bahwa Finlandia harus bergabung dengan NATO.
Pada 14 Mei, Partai Sosial Demokrat Perdana Menteri Finlandia, Sanna Marin, sebagai mayoritas di parlemen, diperkirakan akan menetapkan posisinya sebagai anggota NATO.
Perdana Menteri Swedia, Magdalena Andersson diperkirakan akan melakukan hal yang sama sehari kemudian.
Pada 17 Mei 2022, Niinisto dan timnya akan bertemu dengan Raja Swedia Carl XVI Gustaf dan delegasi Swedia, untuk membahas masalah bersama.
Bebeda dengan Finlandia yang mendapat dukungan kuat untuk bergabung dengan aliansi NATO, Swedia masih kurang jelas.
Hanya 50 persen publik yang mendukung dan sejumlah politisi tetap menganut sikap netral, yang telah dilakukan Swedia selama lebih dari 200 tahun.
Jika pemerintah di kedua negara memutuskan ingin menjadi anggota, maka harus melalui proses legislatif di masing-masing negara, dengan debat dan pemungutan suara oleh anggota parlemen.

Baca juga: Intel Inggris: Bergabungnya Finlandia-Swedia ke NATO Bakal jadi Hari Buruk bagi Putin
Baca juga: Rusia Ancam Lakukan Langkah-langkah Pembalasan Jika Finlandia Bergabung dengan NATO
Baik Finlandia maupun Swedia tidak berencana untuk melakukan referendum, khawatir mereka dapat menjadi sasaran campur tangan Rusia.
Jika parlemen negara menyetujui aplikasi, NATO akan mengeluarkan undangan resmi untuk bergabung.
Proses ini mungkin terjadi pada akhir Juni, ketika para pemimpin NATO bertemu di Madrid pada konferensi aliansi berikutnya.
Baik Swedia dan Finlandia telah menerima jaminan dukungan dari AS dan anggota NATO lainnya, tetapi semua negara anggota perlu menyetujui bergabungnya mereka, dengan beberapa membutuhkan suara parlemen.
Keseluruhan proses diperkirakan memakan waktu hingga satu tahun.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)