Konflik Rusia Vs Ukraina
Terekam Kamera! Video Detik-detik Tentara Rusia Tembak Mati 2 Warga Ukraina dari Belakang
Rekaman video itu tengah diinvestigasi dan akan sebagai bukti kejahatan perang Rusia di Ukraina oleh Kejaksaan Ukraina.
TRIBUNNEWS.COM, UKRAINA - Muncul video detik-detik tentara Rusia menembak mati dua warga Ukraina dari belakang.
Diberitakan penembakan terhadap dua warga sipil Ukraina yang tak bersenjata itu terjadi di luar Ibu Kota Ukraina, Kiev.
Rekaman video itu tengah diinvestigasi dan akan sebagai bukti kejahatan perang Rusia di Ukraina oleh Kejaksaan Ukraina.
Penembakan yang menewaskan dua orang tersebut bertentangan dengan apa yang disebut aturan perang yang melarang menargetkan warga sipil.
Dikutip dari CNN, Kamis (12/5/2022), kedua korban telah berhasil diidentifikasi.
Salah satunya adalah pemilik penjualan kendaraan yang dijarah, dan keluarganya tak mau namanya disebutkan.
Sedangkan yang lainnya adalah Leonid Oleksiyovych Plyats, kakek berusia yang bekerja sebagai penjaga di tempat itu.
Keduanya ditembak tentara Rusia, ketika tengah berusaha pergi dari pertempuran yang terjadi di pinggiran kota Kiev.
Insiden itu sendiri terjadi di luar toko penjualan kendaraan milik salah satu korban.
Putri Lyonid, Yulia, tak mampu menyaksikan video ketika ayahnya ditembak.
Tetapi, ia menegaskan akan menyimpan video tersebut untuk diperlihatkan ke putranya, sehingga mereka tak melupakan kekejaman tentara Rusia.
“Mereka adalah eksekutor. Ini sangat mengerikan, karena ayah saya adalah warga sipil, berusia 68 tahun dan seorang pecinta kedamaian yang tak bersenjata,” katanya.
Baca juga: Ukraina Siap Gelar Sidang Kejahatan Perang atas Invasi Rusia
Tampak dua warga berjalan dan dua tentara Rusia di belakangnya tiba-tiba memberondong senjata.
Rekaman dari kamera keamanan itu mengungkapkan bahwa insiden itu terjadi ketika tentara Rusia berusaha merebut Kiev pada Maret lalu.
Di jalanan utama menuju Kiev, pertempuran terjadi antara pasukan Ukraina dan tentara Rusia.
Namun, yang terjadi di depan toko penjualan kendaraan pada 16 Maret tersebut bukan antara tentara dengan tentara, atau dengan warga sipil bersenjata.
Video tersebut pun telah diverifikasi oleh CNN, dan dikumpulkan dari sejumlah kamera di sekitar properti, dan meski tak memiliki suara, gambar yang diperlihatkan jelas.
Saat itu, lima tentara Rusia dilaporkan tiba dan mencoba masuk ke dalam area bisnis tersebut, menembaki kunci dan memecahkan kaca.
Saat pemiliknya mendekat dengan tangan terangkat, mereka menghentikannya dan tampak mencari senjata di badannya.
Plyats kemudian tiba dan juga digeledah. Terlihat ada beberapa percakapan sebelum tentara berbalik dan dua warga sipil berjalan kembali ke pos jaga mereka.
Lalu terlihat dua tentara maju ke belakang kedua korban, dan menembaki mereka hingga jatuh ke tanah.
Kementerian Pertahanan Rusia sendiri belum merespons terkait rekaman tersebut meski telah dimintai keterangan.
Jaksa Ukraina pun menegaskan tengah menginvestigasi penembakan itu sebagai kejahatan perang setelah melihat rekaman video yang didapat CNN.
Selain pembunuhan, video itu menunjukkan lebih banyak sikap tak profesional dari lima tentara itu, yang diidentifikasi sebagai tentara Rusia melalui seragamnya.
Juga dari analisis terkait siapa yang mengontrol dareah tersebut berdasarkan waktu dan kesaksian saksi mata.
Pengadilan Perang
Sementara itu, Jaksa Agung Ukraina hari Rabu, (11/5/2022) mengungkapkan rencana sidang pertama kejahatan perang terhadap seorang tentara Rusia yang ditangkap, seperti dilansir Associated Press, Kamis (12/5/2022).
Rencana persidangan itu muncul ketika pertempuran berkecamuk di timur dan selatan Ukraina, sementara Moskow dilaporkan membuka kemungkinan untuk mencaplok sudut negara yang direbutnya pada awal serangan ke Ukraina.
Jaksa Agung Iryna Venediktova mengatakan kantornya mendakwa Sarsan Vadin Shyshimarin, 21 tahun, dalam pembunuhan seorang warga sipil tak bersenjata berusia 62 tahun yang ditembak mati saat mengendarai sepeda pada bulan Februari, empat hari memasuki perang.
Shyshimarin, yang bertugas dengan unit tank, dituduh menembak melalui jendela mobil ke pria di desa timur laut Chupakhivka.
Venediktova mengatakan tentara itu bisa dijatuhi hukuman hingga 15 tahun penjara, namun Venediktova tidak mengatakan kapan persidangan akan dimulai.
Kantor Venediktova mengatakan telah menyelidiki lebih dari 10.700 dugaan kejahatan perang yang dilakukan oleh pasukan Rusia dan telah mengidentifikasi lebih dari 600 tersangka.
Banyak dari dugaan kekejaman terungkap bulan lalu setelah pasukan Moskow membatalkan upaya mereka untuk merebut Kiev dan menarik diri dari sekitar ibukota, memperlihatkan kuburan massal dan jalan-jalan dan halaman yang dipenuhi mayat di kota-kota seperti Bucha.
Penduduk menceritakan tentang pembunuhan, pembakaran, pemerkosaan, penyiksaan dan pemotongan.
Volodymyr Yavorskyy dari Center for Civil Liberties mengatakan kelompok HAM Ukraina akan mengikuti persidangan Shyshimarin untuk melihat dan berupaya memastikan apakah prosesnya adil. “Sangat sulit untuk mematuhi semua aturan, norma, dan netralitas proses pengadilan di masa perang,” katanya.
Sumber: CNN/Associated Pres/Kompas.TV